Parapuan.co - Tidak dimungkiri bahwa pandemi Covid-19 menjadi bencana bagi banyak orang. Namun, hal itu tidak berlaku bagi mantan dosen ini.
Sosok Tini Ismiyani merupakan dosen dari universitas ternama, Universitas Indonesia (UI), yang menjadikan pandemi sebagai momen untuk membuka peluang usaha.
Usaha kuliner telah lama menjadi mimpi Tini dan dirinya pun berani menggapai mimpi itu sekalipun harus mundur dari pekerjaan sebagai dosen.
Meski sudah mengabdi 12 tahun sebagai dosen dengan penghasilan dan fasilitas yang baik di UI, tidak menyurutkan langkah Tini untuk resign dari kampus tercintanya.
Bisa begitu karena Tini yakin dengan memilih membangun usaha kuliner arem-arem mie, dirinya pun bisa memberikan manfaat lebih besar bagi banyak orang.
Alasan mengundurkan diri dari kampus ternama karena ingin memulai usaha di rumah melestarikan resep kuliner tradisional milik ibu mertuanya.
Baca Juga: Alifya Yunita Bagikan 3 Tips Mengatur Keuangan untuk Pebisnis Muda
Rupanya, apa yang Tini jual adalah arem-arem mi atau lontong mi, salah satu jenis kuliner khas Indonesia yang sekarang mulai langka.
Selain hobi masak, Tini dan suami memiliki cita-cita yang cukup tinggi karena ingin membuka lapangan pekerjaan kepada banyak orang sehingga manfaatnya dapat terasa lebih luas.
"Menjadi dosen merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat sebagai tenaga pendidik," ungkap Tini dalam rilis yang PARAPUAN terima.
"Sedangkan menjadi pengusaha juga bentuk pengabdian kepada masyarakat untuk membuka lapangan kerja serta meningkatkan perekonomian banyak orang," ujar Tini lagi.
Tini pun bilang, "Setelah mencapai mimpi saya sebagai tenaga pendidik, kini saya memiliki mimpi untuk memberikan manfaat kepada masyarakat dari sisi ekonomi."
Katanya, "Jangan takut bermimpi, berani mencoba, dan terus belajar. Jangan takut dengan kegagalan, karena kegagalan dan jatuh adalah cara terbaik untuk kita bisa melompat lebih tinggi.”
Tini kini menjadi pemilik Arem Arem Mie Aremie Hj. Rully yang berlokasi di jalan Kelapa Dua Raya No. 36, Tugu, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
Di tengah hantaman pandemi pada 2020 lalu, Tini mengambil keputusan berani untuk resign dan banting setir menjadi pengusaha kuliner arem-arem mi.
"Saat di rumah itu banyak waktu lebih, selain sambil mengurus anak, saya pun berpikir waktu luang ini harus dimanfaatkan. Akhirnya, sesuai hobi saya, saya mencoba masak," ujar Tini.
Tini pun bilang, "Lalu berpikir kira-kira masak apa bisa dijual dan dinikmati banyak orang. Kemudian saya memiliki ide untuk melanjutkan resep ibu yakni arem-arem mi."
"Kemudian saya coba terus belajar. Saya jual ke tetangga dan teman-teman dekat, ternyata responsnya bagus," ungkap Tini senang.
Baca Juga: Kecil-Kecil Cabai Rawit! Ini Inspirasi Bisnis dari 5 Pengusaha Muda
Penuh usaha, Tini mengisahkan, pukul 02.00 pagi, di saat orang masih tidur nyenyak, dia sudah berjibaku di dapur untuk membuat arem-arem mi.
Sekadar informasi, arem-arem mi merupakan makanan sejenis lontong yang terbuat dari bahan dasar mi, bukan dari nasi. Proses pembuatan arem-arem mi memakan waktu hingga 4-5 jam.
"Resep ibu ini kami kembangkan. Ibu dulu hanya berjualan ke tetangga dan ibu-ibu pengajian," terang Tini yang kini sudah cukup sukses dengan usahanya.
Tini bilang lagi, "Padahal, cita-cita ibu dulu ingin punya usaha kuliner besar, tetapi belum bisa ibu wujudkan. Maka sekarang bisa kami wujudkan."
Tini bercerita, pada awalnya yang mengerjakan hanya dia seorang. Dia pun dibantu sang suami untuk memasarkannya.
Seiring perjalanan waktu, pesanannya makin banyak. Hingga akhirnya mereka memutuskan membuka gerai di rumah dibantu beberapa adiknya.
"Sudah terlalu banyak pesanan, akhirnya kami memutuskan untuk membuka gerai dan kami juga fokus ke pengembangan usaha," terang Tini.
"Ini karena saya lihat usaha ini bisa bermanfaat membuka lapangan pekerjaan dan banyak kebermanfaatan lainnya apabila diseriusi dengan baik," tambahnya.
Dalam waktu setahun, Aremie Hj. Rully miliknya kini telah memiliki 5 gerai dan memperkerjakan 15 orang karyawan serta mampu memproduksi hingga 9.000 butir arem-arem mi tiap bulan.
Bahkan selain di Depok, gerainya juga terdapat di Stasiun MRT Lebak Bulus, Kemang, Kemanggisan, dan Kelapa Gading.
Arem-arem mi ini cukup langka ditemukan. Hingga kini, belum terlalu banyak kompetitor yang serius di usaha jenis ini, bahkan sebagian orang masih belum familiar dengan arem-arem mi.
Oleh karena itu, Tini berharap kuliner arem-arem mi dari Aremie Hj. Rully bisa lebih eksis.
"Belum ada yang dagang ini secara serius, tetapi kami melihatnya peluang dan berprospek bagus," pungkas Tini bangga. (*)