Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Berbahaya, Ini Efek Menganggap Lingkungan Kerja sebagai Keluarga

Kompas.com - 27/11/2021, 16:28 WIB
Editor Linda Fitria

Parapuan.co - Menghabiskan banyak waktu di kantor membuat kita begitu dekat dengan rekan kerja, bahkan atasan.

Akhirnya, kedekatan ini membuat kita nyaman secara personal hingga menganggap mereka sebagai keluarga.

Bahkan tak jarang sebuah perusahaan dengan sengaja mem-branding dirinya sebagai keluarga bagi para pekerja.

Hal ini memang tidak sepenuhnya salah, namun ada yang perlu Kawan Puan pahami nih.

Membuat branding bahwa lingkungan kerja adalah keluarga bisa menimbulkan efek toksik bagi sebagian pekerja.

Baca Juga: Jaga Hubungan Profesional dengan 5 Bahasa Cinta di Tempat Kerja Ini

Walaupun beberapa aspek dalam budaya kekeluargaan, seperti rasa hormat, empati, saling peduli, dan rasa memiliki, bisa menambah nilai, ternyata mereka memiliki efek yang lebih berbahaya.

Lantas apa saja efek toksik dari branding keluarga di lingkungan kerja?

Melansir Harvard Business Review, berikut ini sejumlah efek toksik branding keluarga yang tak jarang digunakan oleh banyak perusahaan.

1. Tidak ada batasan antara kehidupan pribadi dan profesional

Pertama-tama, kita harus memahami bahwa setiap orang memiliki arti ‘keluarga’ yang berbeda-beda.

Perusahaan harus tahu bahwa tidak semua orang ingin terlibat lebih dalam dengan rekan kerja mereka.

Dalam konteks profesional, seorang karyawan tentunya akan ingin menyimpan rincian kehidupan pribadi mereka di luar pekerjaan.

Ketika perusahaan membuat branding tempat kerja sebagai ‘keluarga’, maka hal tersebut menciptakan budaya positif dan memotivasi.

Anggapan 'keluarga' pun akan membuat karyawan menjadi merasa terikat secara emosional dengan perusahaan.

Meskipun terdengar baik karena bisa mengurangi konflik dan pertentangan dalam perusahaan, namun karyawan akan merasa takut serta tegang dengan atasan mereka.

Akibatnya, mereka merasa harus selalu membagikan informasi apa apun yang diminta oleh atasan yang memiliki posisi lebih kuat.

Di samping itu, perusahaan yang membuat branding keluarga sering kali merasa tidak percaya dengan karyawan tersebut.

Baca Juga: Selain Ganti Rugi Satu Arah, Ini 5 Red Flag dalam Kontrak Kerja yang Perlu Diwaspadai

2. Rasa loyalitas yang berlebihan

Dalam ranah keluarga sesungguhnya, ketika salah satu anggota keluarga membutuhkan sesuatu, maka kita akan dengan senang hati membantunya, kan?

Saat konsep tersebut diaplikasikan di tempat kerja, loyalitas akan disalahartikan sebagai bentuk harapan untuk melakukan dan menyelesaikan pekerjaan apa pun yang diminta.

Berbagai contoh dan penelitian mengungkap bahwa orang dengan rasa loyalitas berlebihan akan melakukan apa pun untuk mempertahankan pekerjaan mereka.

Selain itu, mereka juga lebih mungkin untuk dieksploitasi oleh atasan atau perusahaan tempat mereka bekerja.

Sebagai contoh, mereka diminta untuk bekerja dalam jangka waktu yang tidak masuk akal atau mengerjakan proyek yang tidak sesuai dengan posisi mereka.

Ketika karyawan bekerja di bawah mentalitas ini, secara perlahan mereka akan mengalami penurunan kinerja dan produktivitas akibat kelelahan.

3. Dinamika kekuasaan tercipta, karyawan merasa dimanfaatkan

Terakhir, jika kamu mempromosikan budaya keluarga di tempat kerja, kamu perlu ingat bahwa tidak semua orang memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya.

Akibatnya, dinamika tersebut akan membuatnya merasa tidak berdaya untuk membela diri dan melakukan pekerjaan yang berada di luar zona nyaman mereka.

Baca Juga: Sebelum Tanda Tangan Kontrak Kerja, Ini 5 Hal yang Wajib Dicermati

Masalah lain juga bisa muncul saat kamu harus membiarkan seseorang pergi atau memberikan feedback membangun kepada rekan kerja.

Dalam budaya ‘keluarga’, semua itu akan terasa personal. Maka dari itu, perusahaan perlu tahu bahwa hubungan karyawan dan perusahaan hanya bersifat sementara.

Pada titik tertentu, hubungan tersebut akan berakhir. Sebaliknya, dengan membuat branding keluarga, maka secara tidak sadar akan menciptakan kiasan bahwa ikatan antara keduanya bertahan selamanya.

Adapun efek toksik branding keluarga di tempat kerja lainnya adalah kamu akan merasa kesulitan melapor ketika melihat perilaku terlarang rekan kerja.

Itulah beberapa efek toksik yang secara tidak sadar bisa terjadi ketika perusahaan memberikan branding keluarga di lingkungan kerja. (*)


Terkini Lainnya

Rekomendasi Hotel Bintang 5 untuk “Me Time” di Jakarta

Rekomendasi Hotel Bintang 5 untuk “Me Time” di Jakarta

PARAPUAN
Ikuti Tren, Ganti Cat Rumah dengan Warna-warna yang Sedang Populer Ini

Ikuti Tren, Ganti Cat Rumah dengan Warna-warna yang Sedang Populer Ini

PARAPUAN
Panduan Memakai Silicone Sealant untuk Atasi Kebocoran dan Keretakan di Rumah

Panduan Memakai Silicone Sealant untuk Atasi Kebocoran dan Keretakan di Rumah

PARAPUAN
3 Tokoh Perempuan Kuat di Film Indonesia, Ada Sosok Anggini di Wiro Sableng

3 Tokoh Perempuan Kuat di Film Indonesia, Ada Sosok Anggini di Wiro Sableng

PARAPUAN
Tampil Modis dan Fashionable dengan Padu Padan Baju Setelan

Tampil Modis dan Fashionable dengan Padu Padan Baju Setelan

PARAPUAN
Rahasia Kulit Glowing: Rajin Sarapan dengan 5 Makanan Ini

Rahasia Kulit Glowing: Rajin Sarapan dengan 5 Makanan Ini

PARAPUAN
Berapa Lama Hair Botox Bisa Atasi Masalah Rambut? Ini Jawabannya

Berapa Lama Hair Botox Bisa Atasi Masalah Rambut? Ini Jawabannya

PARAPUAN
Liburan ke Jogja Pertama Kali, Wajib Kunjungi 5 Destinasi Wisata Ini

Liburan ke Jogja Pertama Kali, Wajib Kunjungi 5 Destinasi Wisata Ini

PARAPUAN
Jangan Tergiur Harga Murah! Ini  Bahaya Pakai Behel Abal-abal

Jangan Tergiur Harga Murah! Ini Bahaya Pakai Behel Abal-abal

PARAPUAN
Kronologi Anissa Aziza Diikuti Orang Tak Dikenal Saat Belanja Sendirian di Mall

Kronologi Anissa Aziza Diikuti Orang Tak Dikenal Saat Belanja Sendirian di Mall

PARAPUAN
Cerita Aktris Perjuangkan Kariernya, Intip Sinopsis Drakor Beauty and Mr. Romantic

Cerita Aktris Perjuangkan Kariernya, Intip Sinopsis Drakor Beauty and Mr. Romantic

PARAPUAN
Komunitas e-Sport Ro8 Sediakan Fasilitas Belajar hingga Bersosialisasi Antar Gamers

Komunitas e-Sport Ro8 Sediakan Fasilitas Belajar hingga Bersosialisasi Antar Gamers

PARAPUAN
Sambut Hari Lebaran, Astra Otoshop Bagi-bagi Hadiah Lewat Program Ramadhan Ekstra

Sambut Hari Lebaran, Astra Otoshop Bagi-bagi Hadiah Lewat Program Ramadhan Ekstra

PARAPUAN
Segar untuk Buka Puasa, Simak Tips Mudah Bikin Hwachae Minuman ala Korea

Segar untuk Buka Puasa, Simak Tips Mudah Bikin Hwachae Minuman ala Korea

PARAPUAN
Rawda Umroh Bandung Hadirkan Paket Umrah dengan Harga Ramah di Kantong

Rawda Umroh Bandung Hadirkan Paket Umrah dengan Harga Ramah di Kantong

PARAPUAN
Dewangga Jogja Sediakan Jasa Travel Umrah yang Terjangkau, Ini Daftar Paketnya

Dewangga Jogja Sediakan Jasa Travel Umrah yang Terjangkau, Ini Daftar Paketnya

PARAPUAN
Rayakan Hari Autisme Sedunia, Ini 3 Kisah Kreator Beri Edukasi Autisme pada Masyarakat

Rayakan Hari Autisme Sedunia, Ini 3 Kisah Kreator Beri Edukasi Autisme pada Masyarakat

PARAPUAN
Ini Rekomendasi Tempat Sewa Baju Lebaran Mewah, Harga Lebih Terjangkau

Ini Rekomendasi Tempat Sewa Baju Lebaran Mewah, Harga Lebih Terjangkau

PARAPUAN
Rekomendasi Tempat Olahraga Outdoor Populer di Jakarta untuk Isi Akhir Pekan

Rekomendasi Tempat Olahraga Outdoor Populer di Jakarta untuk Isi Akhir Pekan

PARAPUAN
Jadikan Lari Sebagai Hobi yang Menyenangkan, Ini Tipsnya untuk Pemula

Jadikan Lari Sebagai Hobi yang Menyenangkan, Ini Tipsnya untuk Pemula

PARAPUAN
Ini Tantangan Ibu Bekerja sebagai Perempuan Peneliti Menurut Dr. Widiastuti Setyaningsih

Ini Tantangan Ibu Bekerja sebagai Perempuan Peneliti Menurut Dr. Widiastuti Setyaningsih

PARAPUAN
Kurang Bijak, Ini Alasan Ambil Utang untuk Resepsi Tidak Dianjurkan

Kurang Bijak, Ini Alasan Ambil Utang untuk Resepsi Tidak Dianjurkan

PARAPUAN
Hadirkan Hidangan Khas Thailand, Ini Rekomendasi Tempat Bukber di Jakarta

Hadirkan Hidangan Khas Thailand, Ini Rekomendasi Tempat Bukber di Jakarta

PARAPUAN
Ingin Jadi Ilmuwan Pangan? Dr. Widiastuti Setyaningsih Beberkan Tipsnya

Ingin Jadi Ilmuwan Pangan? Dr. Widiastuti Setyaningsih Beberkan Tipsnya

PARAPUAN
Penyakit Cloud Cytoma Muncul di Drakor Queen of Tears, Benarkah Ada Penyakitnya?

Penyakit Cloud Cytoma Muncul di Drakor Queen of Tears, Benarkah Ada Penyakitnya?

PARAPUAN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com