Parapuan.co - Kawan Puan, apakah kamu memiliki trauma dari luka masa lalu yang masih belum sembuh?
Seperti diketahui, trauma bisa digambarkan sebagai luka masa lalu yang masih terbawa dan teringat hingga kini.
Bahkan saat kamu melihat peristiwa yang berkaitan dengan luka masa lalu itu, kamu akan merasa takut, benci, bahkan depresi.
Istilah trauma sendiri memiliki arti respons emosional terhadap peristiwa yang sangat menyusahkan atau mengganggu.
Setiap orang memiliki peristiwa yang bisa menjadi triggers masing-masing, misalnya pelecehan seksual, kehilangan orang terdekat, kecelakaan, pengasuhan orang tua, atau bencana alam.
Baca Juga: Bella Hadid Alami Kelelahan Mental, Ini Tandanya yang Perlu Dipahami
Dikutip dari Medicine Net, seseorang dengan trauma merespons dengan cara seperti syok, sedih, panik, hingga menolak.
Selain respons langsung jangka pendek, trauma juga bisa menimbulkan reaksi jangka panjang dalam bentuk labilitas emosional, kilas balik, impulsif, dan konflik.
Kawan Puan, trauma ini juga dapat menimbulkan gejala fisik seperti lesu, sakit kepala, dan mual.
Trauma jangka panjang bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental yang disebut gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder atau PTSD).
Masih dikutip dari sumber yang sama, berikut 3 jenis trauma psikologis yang perlu diketahui:
1. Trauma akut
Trauma akut disebabkan karena peristiwa menyedihkan seperti kecelakaan, pemerkosaan, kehilangan orang terdekat, atau bencana alam.
Peristiwa tersebut tersimpan dalam benak orang tersebut sebagai fenomena ekstrem yang mengancam emosional atau fisik mereka.
Trauma akut biasanya muncul dalam bentuk, seperti:
- Kecemasan atau kepanikan yang berlebihan
- Kebingungan
- Insomnia dan tidak bisa tidur nyenyak
- Merasa terisolasi dari dunia sekitar
- Tidak percaya diri
- Kesulitan fokus pada pekerjaan
- Perilaku agresif
Baca Juga: Mengenal Sound Healing, Salah Satu Metode untuk Tenangkan Pikiran
2. Trauma Kronis
Tingkat selanjutnya adalah trauma kronis, di mana seseorang terkena beberapa peristiwa traumatik atau dalam periode yang lebih lama.
Trauma kronis dapat terjadi akibat penyakit serius jangka panjang, pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, bullying, dan paparan situasi ekstrem, seperti perang.
Gelaja trauma kronis bahkan bisa muncul setelah bertahun-tahun pascakejadian, yang bermanifestasi pada ledakan emosi, labil, kecemasan, marah, nyeri tubuh, hingga sakit kepala.
Selain itu, orang dengan trauma kronis juga dapat mengembangkan masalah kepercayaan karena dikhianati oleh orang tertentu.
3. Trauma kompleks
Trauma kompleks merupakan hasil dari paparan banyak peristiwa dan pengalaman traumatis, terutama dalam konteks hubungan interpesonal (antarorang).
Trauma kompleks membuat penderitanya merasa terjebak hingga berpengaruh buruk bagi kesehatan mentalnya.
Jenis trauma ini adalah hasil dari penderitaan jangka panjang seperti menjadi korban pelecehan masa kanak-kanak, penelantaran, kekerasan dalam rumah tangga, dan kerusuhan sipil.
Hal ini akan memengaruhi kesehatan, hubungan, dan kinerja seseorang secara keseluruhan dalam hidup mereka.
Kawan Puan, jika kamu merasa memiliki trauma yang sulit pulih dan berasal dari pengalaman menyedihkan, maka sebaiknya kamu mencari bantuan tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater.
Pasalnya tenaga profesional ini akan membantumu untuk mengelola trauma tersebut sehingga kamu bisa mengembangkan kehidupan yang lebih baik lagi. (*)
Baca Juga: Selain Redakan Stres, Ini Manfaat Mendengarkan Musik bagi Kesehatan Mental