Unik! Kini Sudah Ada Sagu Berbentuk Mi Warna-Warni, Seperti Apa?

Parapuan.co  - Pagelaran PON Papua XX sedang berlangsung, kalau bicara soal Papua pasti kita teringat dengan makanan sagu.

Tak bisa dimungkiri bahwa sagu telah menjadi identitas kuliner di Papua dan Nusa Tenggara Timur.

Menurut Food and Agricuture Organization, per 100 gram sagu mengandung 332 kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, dan zinc.

Selain zinc, sagu juga rendah vitamin dan mineral.

Baca Juga: 5 Makanan Khas Bali yang Wajib Dicicipi Saat Berlibur ke Pulau Dewata

Ini membuatnya secara nutrisi lebih rendah daripada banyak jenis tepung seperti gandum utuh atau soba, yang biasanya mengandung lebih banyak nutrisi, seperti protein dan vitamin B.

Dengan berbagai kandungannya itu, sagu juga punya manfaat untuk Kesehatan.

Antara lain sebagai penangkal radikal bebas, sumber pati resisten yang baik, mengurangi risiko penyakit jantung, meningkatkan kinerja saat olahraga, menambah berat badan, menurunkan tekanan darah, dan sebagainya.

Oleh sebab itu, Jenny Widjaja mendirikan Sagolicious yang menjadi pusat kuliner di Papua.

"Saya ingin memperkenalkan sagu ke luar Papua, dimulai dari Jakarta," ujar Jenny.

Untuk memperkenalkan sagu lebih luas lagi, Jenny mengemas sagu dalam produk inovatif.

Contohnya, sagu yang dibuat sebagai mie dan pasta berwarna. 

Tentunya, hasil olahan sagu ini bisa dimasak dengan bumbu pasta. Tak hanya pasta, kamu juga bisa eksplor berbagai rupa bumbu untuk menambah kenikmatan.

Jenny juga menawarkan beberapa resep yang bisa dipadukan dengan sagu buatannya.

"Sagu punya banyak kelebihan mudah dicerna usus besar," kata Jenny. Produk ini akan segera diluncurkan secara resmi dan nantinya bisa didapatkan di e-commerce," ujarnya.

Baca Juga: Penyebab Nyeri di Payudara yang Tak Disertai Benjolan, Apa Saja?

Selain itu, Jenny mengakui kalau sagu merupakan tanaman alam dari Papua. Biasanya sagu hanya dimakan oleh papeda saja.

Tapi, sekarang sagu bisa dimakan dengan apa saja, termasuk dicampur bumbu pasta.

Sagu buatan Jenny ini berasal dari hutan di danau Sentani, Papua.

Jadi, enggak sabar ya untuk menyicipi langsung!(*)