Parapuan.co - Kawan Puan, toxic productivity rentan dialami kita yang bekerja dari rumah.
Keinginan untuk terus produktif selama di rumah akhirnya membuat batasan kita dengan pekerjaan pun hilang.
Padahal, ada batas yang jelas antara menjadi produktif dan toxic productivity—dan barangkali, kamu mengalami jenis produktivitas yang kedua.
Tanda-tanda kamu mengalami toxic productivity
Pada umumnya, toxic productivity adalah istilah lain dari overworking, workaholic, dan kata-kata yang menggambarkanmu sebagai pribadi yang terlalu banyak bekerja hingga mengesampingkan istirahat.
Graheta Rara Purwasono, M.Psi, psikolog, salah satu psikolog Riliv, mengatakan, “Toxic productivity itu memunculkan rasa bersalah kalau tidak mengerjakan sesuatu. Ujung-ujungnya, mengalami burnout yang membahayakan kesehatan, dan itu harus dihindari.”
Baca Juga: Lowongan Kerja Startup Qoala untuk Posisi Talent Acquisition
Pada akhirnya, tidak ada quality time bersama teman dan keluarga buatmu—apalagi, waktu untuk me-time, karena kamu terlalu sibuk untuk bekerja setiap saat.
Namun, jangan khawatir. Selalu ada solusi untuk segala permasalahan, termasuk toxic productivity.
Buat batasan yang jelas
Ketika pekerjaan adalah satu-satunya hal yang berputar dalam pikiranmu, maka sulit untuk memikirkan hal lain yang sama pentingnya.
Apa contohnya? Mendapatkan istirahat yang berkualitas, atau menghabiskan waktu bersama keluarga terkasih.
Nah, kamu bisa menentukan batasan yang mengubah mindset-mu dari yang hanya memikirkan pekerjaan ke hal-hal lain yang berarti dalam hidup, seperti:
Baca Juga: Simak Tips Investasi Saham untuk Pemula dari Kaesang Pangarep
Ini khusus buat kamu yang meeting lima kali dalam sehari, atau lebih.
Ingat, ada yang lebih penting daripada pekerjaan, dan itu adalah kesehatan fisik dan mentalmu sendiri.
Pahami bahwa menjadi pekerja bukanlah identitasmu satu-satunya. Kamu bukan hanya seorang pekerja, tetapi juga orang tua, pacar, teman, dan lain sebagainya.
Saat kamu menerapkan “professional detachment”, kamu memperlakukan pekerjaan sebagai sesuatu yang akan kamu tangani setelah menjalankan tanggung jawab lain di luar itu.
Praktikkan mindfulness
Sudah bukan menjadi rahasia lagi kalau mindfulness dapat membantumu berhubungan dengan dunia dengan cara yang lebih sehat.
Melalui mindfulness, kamu akan lebih mudah untuk menyadari apa yang dibutuhkan oleh tubuh dan pikiranmu—dan hal itu bukan toxic productivity.
Kamu dapat menerapkan mindfulness dengan meditasi di Riliv Hening.
Baca Juga: Hybrid Work, Budaya Kerja Masa Depan yang Perlu Fresh Graduate Tahu
Mudah dan praktis. Hanya perlu duduk diam, pejamkan mata, dan pikiranmu akan dijernihkan.
Mulai sekarang, yuk, tinggalkan toxic productivity.
Produktivitas yang baik adalah produktivitas yang memberimu waktu untuk beristirahat, dan pada saat yang bersamaan, mendorongmu untuk mencapai tujuan dengan cara yang sehat!(*)