Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Factitious Disorder, Gejala Pura-Pura Memiliki Gangguan Mental

Kompas.com - 05/10/2021, 13:45 WIB
Editor Arintya

Parapuan.co – Kawan Puan, pernahkah kamu mendengar istilah factitious disorder?

Factitious disorder atau gangguan buatan merupakan sebuah penyakit mental serius di mana seseorang bertindak seolah-olah mereka memiliki penyakit fisik atau psikologis.

Seseorang yang mengidap factitious disorder sengaja menghasilkan gejala penyakit untuk tujuan menerima perawatan dan perhatian dalam pengaturan medis.

Penderita gangguan mental ini bahkan rela menjalani tes yang menyakitkan atau berisiko untuk mendapatkan simpati dari orang lain.

Selain itu, factitious disorder terkait dengan kesulitan emosional yang parah dan kemungkinan pasien melukai diri mereka sendiri dengan terus menghasilkan lebih banyak gejala.

Akibatnya, mereka menjalani prosedur dan operasi yang tidak perlu.

Baca Juga: Terjadi di Usia 20an hingga 30an, Ini 6 Masalah Kesehatan Mental yang Jarang Diketahui

Jenis-jenis factitious disorder

Menurut informasi dari Cleveland Clinic, terdapat dua jenis gangguan mental buatan yang sering terjadi, meliputi:

1. Gangguan buatan yang dipaksakan pada diri sendiri

Jenis ini mencakup pemalsuan tanda dan gejala psikologis atau fisik.

Contoh gangguan buatan psikologis meniru perilaku yang khas dari penyakit mental, seperti skizofrenia.

Orang tersebut mungkin tampak bingung, membuat pernyataan yang tidak masuk akal, dan melaporkan halusinasi (pengalaman merasakan hal-hal yang tidak ada).

2. Gangguan buatan yang dikenakan pada orang lain

Orang dengan gangguan ini menghasilkan atau mengarang gejala penyakit pada orang lain di bawah perawatan mereka.

Sasaran mereka termasuk anak-anak, orang dewasa lanjut usia, difabel, atau hewan peliharaan.

Penyebab

Penyebab pasti gangguan buatan tidak diketahui, tetapi pemicunya berkaitan dengan faktor biologis dan psikologis.

Sebagian besar pasien dengan factitious disorder memiliki riwayat pelecehan, trauma, disfungsi keluarga, isolasi sosial, penyakit medis kronis awal, atau pengalaman profesional dalam perawatan kesehatan.

Gejala

Gejala yang menyertai pengidap factitious disorder, meliputi:

- Berbohong tentang gejala

- Meniru gejala penyakit tertentu

Baca Juga: Tak Hanya Kesehatan Fisik, Olahraga Juga Bermanfaat untuk Mental dan Emosional

- Menyakiti diri sendiri untuk gejala

- Mengubah tes diagnostik (seperti mencemari sampel urin atau merusak luka untuk mencegah penyembuhan)

- Bersedia menjalani tes dan operasi yang menyakitkan atau berisiko untuk mendapatkan perhatian khusus

- Kebanyakan orang dengan kondisi ini tidak percaya bahwa mereka memiliki gangguan buatan.

- Bahkan, mereka mungkin tidak sepenuhnya menyadari mengapa mereka menyebabkan penyakitnya sendiri.

- Banyak orang dengan factitious disorder mungkin juga menderita gangguan mental lainnya, terutama gangguan kepribadian atau identitas.

Tanda peringatan

Kawan Puan, ada tanda-tanda peringatan khas yang ada pada pengidap factitious disorder, antara lain:

- Riwayat medis yang dramatis tetapi tidak konsisten

- Gejala tidak jelas yang tidak dapat dikendalikan, menjadi lebih parah atau berubah

- Kekambuhan yang tidak dapat diprediksi setelah perbaikan kondisi

- Kehadiran banyak bekas luka bedah

- Munculnya gejala baru atau tambahan setelah hasil tes negatif

- Kehadiran gejala hanya ketika pasien sendirian atau tidak diamati

- Kesediaan atau keinginan untuk menjalani tes kesehatan, operasi, atau prosedur lainnya

Baca Juga: Tren Hustle Culture Ternyata Berbahaya, Ini 5 Kiat Mengatasinya

- Keengganan pasien untuk mengizinkan profesional kesehatan bertemu atau berbicara dengan anggota keluarga, teman, dan penyedia layanan kesehatan sebelumnya

- Pasien tiba-tiba menjadi lebih sakit saat mereka akan keluar dari rumah sakit

Perawatan utama untuk factitious disorder adalah psikoterapi (sejenis konseling).

Perawatan kemungkinan akan fokus pada perubahan pemikiran dan perilaku individu dengan gangguan, seperti terapi kognitif-perilaku.

Terapi keluarga juga dapat membantu dalam mengajar anggota keluarga untuk tidak menghargai atau memperkuat perilaku orang dengan gangguan tersebut.

Kawan Puan, itulah penjelasan mengenai factitious disorder yang perlu kita ketahui.

Jika ada beberapa tanda tersebut yang kamu rasakan, baiknya segera carilah bantuan tenaga profesional ya! (*)


Terkini Lainnya

Netflix Rilis Jadwal Tayang dan Trailer Film Monster, Full Tanpa Dialog

Netflix Rilis Jadwal Tayang dan Trailer Film Monster, Full Tanpa Dialog

PARAPUAN
Rekomendasi Hotel Bintang 5 untuk “Me Time” di Jakarta

Rekomendasi Hotel Bintang 5 untuk “Me Time” di Jakarta

PARAPUAN
Ikuti Tren, Ganti Cat Rumah dengan Warna-warna yang Sedang Populer Ini

Ikuti Tren, Ganti Cat Rumah dengan Warna-warna yang Sedang Populer Ini

PARAPUAN
Panduan Memakai Silicone Sealant untuk Atasi Kebocoran dan Keretakan di Rumah

Panduan Memakai Silicone Sealant untuk Atasi Kebocoran dan Keretakan di Rumah

PARAPUAN
3 Tokoh Perempuan Kuat di Film Indonesia, Ada Sosok Anggini di Wiro Sableng

3 Tokoh Perempuan Kuat di Film Indonesia, Ada Sosok Anggini di Wiro Sableng

PARAPUAN
Tampil Modis dan Fashionable dengan Padu Padan Baju Setelan

Tampil Modis dan Fashionable dengan Padu Padan Baju Setelan

PARAPUAN
Rahasia Kulit Glowing: Rajin Sarapan dengan 5 Makanan Ini

Rahasia Kulit Glowing: Rajin Sarapan dengan 5 Makanan Ini

PARAPUAN
Berapa Lama Hair Botox Bisa Atasi Masalah Rambut? Ini Jawabannya

Berapa Lama Hair Botox Bisa Atasi Masalah Rambut? Ini Jawabannya

PARAPUAN
Liburan ke Jogja Pertama Kali, Wajib Kunjungi 5 Destinasi Wisata Ini

Liburan ke Jogja Pertama Kali, Wajib Kunjungi 5 Destinasi Wisata Ini

PARAPUAN
Jangan Tergiur Harga Murah! Ini  Bahaya Pakai Behel Abal-abal

Jangan Tergiur Harga Murah! Ini Bahaya Pakai Behel Abal-abal

PARAPUAN
Kronologi Anissa Aziza Diikuti Orang Tak Dikenal Saat Belanja Sendirian di Mall

Kronologi Anissa Aziza Diikuti Orang Tak Dikenal Saat Belanja Sendirian di Mall

PARAPUAN
Cerita Aktris Perjuangkan Kariernya, Intip Sinopsis Drakor Beauty and Mr. Romantic

Cerita Aktris Perjuangkan Kariernya, Intip Sinopsis Drakor Beauty and Mr. Romantic

PARAPUAN
Komunitas e-Sport Ro8 Sediakan Fasilitas Belajar hingga Bersosialisasi Antar Gamers

Komunitas e-Sport Ro8 Sediakan Fasilitas Belajar hingga Bersosialisasi Antar Gamers

PARAPUAN
Sambut Hari Lebaran, Astra Otoshop Bagi-bagi Hadiah Lewat Program Ramadhan Ekstra

Sambut Hari Lebaran, Astra Otoshop Bagi-bagi Hadiah Lewat Program Ramadhan Ekstra

PARAPUAN
Segar untuk Buka Puasa, Simak Tips Mudah Bikin Hwachae Minuman ala Korea

Segar untuk Buka Puasa, Simak Tips Mudah Bikin Hwachae Minuman ala Korea

PARAPUAN
Rawda Umroh Bandung Hadirkan Paket Umrah dengan Harga Ramah di Kantong

Rawda Umroh Bandung Hadirkan Paket Umrah dengan Harga Ramah di Kantong

PARAPUAN
Dewangga Jogja Sediakan Jasa Travel Umrah yang Terjangkau, Ini Daftar Paketnya

Dewangga Jogja Sediakan Jasa Travel Umrah yang Terjangkau, Ini Daftar Paketnya

PARAPUAN
Rayakan Hari Autisme Sedunia, Ini 3 Kisah Kreator Beri Edukasi Autisme pada Masyarakat

Rayakan Hari Autisme Sedunia, Ini 3 Kisah Kreator Beri Edukasi Autisme pada Masyarakat

PARAPUAN
Ini Rekomendasi Tempat Sewa Baju Lebaran Mewah, Harga Lebih Terjangkau

Ini Rekomendasi Tempat Sewa Baju Lebaran Mewah, Harga Lebih Terjangkau

PARAPUAN
Rekomendasi Tempat Olahraga Outdoor Populer di Jakarta untuk Isi Akhir Pekan

Rekomendasi Tempat Olahraga Outdoor Populer di Jakarta untuk Isi Akhir Pekan

PARAPUAN
Jadikan Lari Sebagai Hobi yang Menyenangkan, Ini Tipsnya untuk Pemula

Jadikan Lari Sebagai Hobi yang Menyenangkan, Ini Tipsnya untuk Pemula

PARAPUAN
Ini Tantangan Ibu Bekerja sebagai Perempuan Peneliti Menurut Dr. Widiastuti Setyaningsih

Ini Tantangan Ibu Bekerja sebagai Perempuan Peneliti Menurut Dr. Widiastuti Setyaningsih

PARAPUAN
Kurang Bijak, Ini Alasan Ambil Utang untuk Resepsi Tidak Dianjurkan

Kurang Bijak, Ini Alasan Ambil Utang untuk Resepsi Tidak Dianjurkan

PARAPUAN
Hadirkan Hidangan Khas Thailand, Ini Rekomendasi Tempat Bukber di Jakarta

Hadirkan Hidangan Khas Thailand, Ini Rekomendasi Tempat Bukber di Jakarta

PARAPUAN
Ingin Jadi Ilmuwan Pangan? Dr. Widiastuti Setyaningsih Beberkan Tipsnya

Ingin Jadi Ilmuwan Pangan? Dr. Widiastuti Setyaningsih Beberkan Tipsnya

PARAPUAN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com