Parapuan.co - Kawan Puan, mengingat hari ini tepatnya tanggal 29 September adalah hari jantung sedunia, PARAPUAN ingin membahas soal profesi dokter spesialis jantung.
Dokter spesialis jantung adalah salah satu profesi yang langka khususnya di Indonesia.
Selain itu, ada proses pendidikan yang tidak mudah bagi dokter spesialis jantung atau ahli kardiovaskular.
Jika Kawan Puan lulus kuliah, bisa langsung bekerja, berbeda dengan dokter spesialis jantung.
Usai meraih gelar sarjana, mereka yang ingin menjadi dokter spesialis jantung harus menempuh pendidikan lagi.
Berikut proses karier yang harus dilewati untuk menjadi dokter spesialis jantung atau ahli kardiovaskular melansir dari Brain Academy dari Ruangguru:
Baca Juga: Melanie Perkins Ungkap Hambatan Berkarier di Dunia Bisnis yang Didominasi Pria
1. Pendidikan S1 Kedokteran
Pertama-tama, tentu saja kamu harus lulus S1 Kedokteran dan telah menempuh koas terlebih dulu.
Rata-rata, kuliah S1 Kedokteran hingga koas menghabiskan waktu selama 5 hingga 7 tahun.
Selama rentang waktu itu, biaya yang dihabiskan juga tidak sedikit walau barangkali pengalaman yang diperoleh dari praktek di rumah sakit pun lumayan.
Biaya kuliah S1 Kedokteran diperkirakan antara Rp150 juta hingga Rp300 juta tergantung pada universitas masing-masing.
Biaya tersebut meliputi uang SPP tiap semester, ujian semester, praktek, dan sebagainya.
2. Pendidikan Spesialis
Setelah sekitar 7 tahun yang kamu tempuh tadi, untuk menjadi ahli pada penyakit tertentu kamu perlu mengambil pendidikan spesialis.
Calon dokter spesialis mesti menempuh pendidikan lagi yang dinamakan PPDS atau Program Pendidikan Dokter Spesialis selama kurang lebih 3,5-5 tahun.
Waktu tempuh pendidikan bisa bergantung pada bidang yang diambil, apalagi kebanyakan calon dokter spesialis juga menjadi dokter residen di rumah sakit.
Nah, untuk menjadi seorang spesialis jantung atau ahli kardiovaskular kamu perlu mengambil jurusan terkait di bidang spesialis penyakit dalam.
Seorang ahli kardiovaskular biasanya menangani penyakit yang tidak hanya berkaitan dengan jantung, tetapi juga pembuluh darah.
Biaya pendidikan untuk menjadi dokter spesialis juga tidaklah murah, Kawan Puan.
Lantaran tiap kampus berbeda-beda, sebagai gambaran kamu bisa mengecek biaya pendidikan dokter spesialis di Universitas Indonesia (UI).
Baca Juga: Perjalanan Karier Melanie Perkins Membangun Perusahaan Start Up Canva
Berdasarkan laman resmi UI, Program Spesialis Ilmu Jantung dan Pembuluh Darah mewajibkan sejumlah pembayaran, antara lain:
Jumlah tersebut adalah untuk kelas reguler yang pesertanya maksimal berusia 35 tahun.
Lain halnya dengan kelas khusus dengan peserta di usia maksimal 40 tahun yang harus membayar DP senilai Rp26 juta dan BOP Rp15 juta persemester.
Memang profesi sebagai dokter spesialis jantung tidak mudah dan tidak murah.
Bagi Kawan Puan yang sedang menempuh pendidikan spesialis, terus semangat ya! (*)