Parapuan- Dunia perkopian khususnya bagian business development, banyak didominasi oleh laki-laki.
Tak jarang perempuan menjadi pesimis untuk memulai karier di bidang usaha tersebut karena takut mendapat stigma.
Namun sepertinya hal itu tidak berlaku bagi Diavita Septa.
Perempuan berusia 26 tahun ini lumayan terkenal di dunia perkopian Kota Malang.
Ia mengawali karier sebagai part time Barista hingga menjadi seorang business development yang berfokus di bidang kopi.
"Aku terjun di industri kopi dari tahun 2016. Awalnya jadi part time barista waktu masih kuliah semester 5. Lalu aku memegang posisi Head Bar. Lalu di tahun 2019 aku ditarik sebagai manager operasional kafe Doro Putih dan Lapan Cuan,"cerita perempuan yang akrab disapa Tata ini.
Baca juga: Kata Pakar, Ini Alasan Perempuan Berdaya Punya Mental Juara
Tata mengaku masih sedikit perempuan yang mau berkarier di dunia kopi yang cenderung maskulin.
"Perempuan yang turun di dunia perkopian di Malang itu nggak banyak. Di antara 6 perempuan yang kerja di tempat coffee shop aku kerja, hanya dua yang bisa bikin kopi," ujar Tata.
Bagi Tata, jika ada perempuan yang berkarier di dunia perkopian, mereka tidak bertahan lama.
"Aku merupakan salah satu yang bertahan lama dan menurutku itu achievement," tambahnya.
Tata juga mengaku pernah diremehkan dalam dunia perkopian hanya karena dirinya perempuan.
"Dulu sering dianggap remeh. 'Emang barista perempuan bisa bikin kopi?' Untungnya aku bertemu mentor-mentor yang super juga. Jadi aku dibekali ilmu dan membuktikan bahwa aku bisa," Ungkap Tata.
Tak hanya sibuk mengurus kedai kopi, saat ini Tata aktif mengurus komunitas dan event organizer yang didirikannya.
"Setelah dua tahun bekerja, aku agak longgar. Aku punya komunitas dan event organizer yang masih dalam dunia perkopian,"ujar mahasiswi alumni Universitas Brawijaya jurusan psikologi ini.
"Jadi komunitas ini namanya Taman Bermain yang merupakan wadah untuk barista-barista di Malang untuk punya wahana mereka latihan. Setahun setelah membangun Taman Bermain, aku membuat microvent. Microvent ini EO yang merupakan vendor untuk acara kompetisi barista. Dan side job aku lainnya sebagai Coffee Consultant," tambahnya.
Baca juga: 5 Tips Tingkatkan Skill Menulis Jika Ingin Berkarier sebagai Penulis
Selain mengurus usaha kopi milik orang lain dan aktif dalam komunitas kopi, Tata juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai Coffee Consultant yang pekerjaannya masih dalam lingkup business development.
"Jadi gampangnya adalah misal ada klien punya uang dan ingin membangun kafe atau coffee shop, nanti aku yang mengerjakan. Jadi aku mengerjakan mulai dari awal konsepnya mau kayak gimana, visi misi kedainya kayak gimana, detail business plan, develop tempatnya, menunya, hiring, sampai maintenance," jelas perempuan yang pernah meraih juara barista lokal ini.
Kemudian Tata juga membagikan tips untuk menjadi seorang business development di dunia kopi.
"Yang pertama harus dilakukan saat menjadi business development, harus diketahui core-nya dulu. Karena aku melihat, pertumbuhan coffee shop begitu banyak di Malang. Namun mereka tidak memiliki standar dan business planning yang terencana," jelasnya.
Tak hanya itu, Tata pernah memiliki pencapaian di bidang business development.
"Salah satu projectku yang berhasil adalah membantu kafe namanya Cliffy di Joyo Agung. Ini coffee shop tapi ada bouldering space. Jadi itu wall climbing yang ke samping itu. Denger-denger itu adalah coffee shop pertama di Malang atau Jawa Timur yang ada bouldering space-nya," tutupnya. (*)