Parapuan.co - Timo Tjahjanto akan bekerja sama dengan Netflix untuk menggarap film berjudul The Big Four.
Hal tersebut Timo bagikan kala dirinya menjadi salah satu panelis acara Sundance Film Festival Asia: On TikTok, Minggu (26/9/2021).
The Big Four adalah film dengan genre aksi komedi yang direncanakan untuk tayang pada tahun 2022 mendatang.
Ini sekaligus menjadi kali pertama Timo menggarap film komedi setelah sebelumnya selalu mengerjakan film dengan genre lain.
Baca Juga: 5 Fakta Jung Ho Yeon, Pemain Squid Game yang Sosoknya Curi Perhatian
"Ini kali pertama saya akan mencoba genre action comedy, inilah yang sedang saya lakukan bersama Netflix dan saya sangat semangat," ujar Timo.
Sebelumnya, Timo lebih banyak menggarap film genre kekerasan, horor, hingga thriller.
Untuk proyek barunya ini, Timo mengaku banyak belajar dan berlatih.
"Saya mencoba berlatih karena sebagai seorang pembuat film kita harus mengembangkan diri kita, dan saya menandai ini sebagai salah satu karya film lokal saya, sebelum saya akan melakukan proyek yang lebih besar dan saya bersungguh-sungguh melakukan ini (The Big Four)," kata sutradara The Night Comes For Us itu.
Meskipun The Big Four nanti mengusung tema komedi, namun Timo tetap akan memasukkan unsur kekerasan.
Ada alasan khusus mengapa ia melakukan hal tersebut.
"Kalau bisa berdarah-darah tapi tetap lucu, komedi terbaik itu berasal dari fakta bahwa dunia adalah tempatnya kekerasan," ucap Timo.
Sayangnya, Timo mengaku bahwa ia belum bisa menjelaskan detailnya lebih lanjut.
Meskipun begitu, ia mengatakan bahwa dirinya sangat bersemagat bisa mengulang kerja samanya dengan Netflix.
"Saya bangga telah mendapatkan kesempatan untuk berbagi tentang kisah baru ini dengan seluruh dunia. Dengan pengalaman kerja sama bersama Netflix yang membawa karya saya ke ke tingkat global, saya sangat bersemangat untuk memulai proyek baru ini," kata Timo.
Tak hanya mengumumkan film terbarunya, Timo juga menjadi panelis diskusi yang diadakan.
Dalam diskusi yang bertemakan perfilman di Asia Tenggara, Timo mengungkapkan bahwa kemunculan layanan streaming dapat membuat film Asia Tenggara semakin dikenal lebih luas.
Para penonton yang berasal dari banyak negara dapat menjadi keuntungan.
Suami dari Sigi Wimala ini juga mengatakan bahwa keuntungan tersebut dirasakannya saat film The Night Comes For Us sukses di festival.
Meskipun sukses di festival, bukan berarti filmnya sukses rilis di negaranya sendiri.
"Karena belum tentu sesuai yang dimau orang lokal. Apalagi kalau film-maker ambisius, perspektifnya harus mau lebih luas lagi untuk mendapat penonton dari berbagai daerah," tambahnya.
Baca Juga: Tak Mau Terburu-buru, Rihanna Bakal Hadir dengan Sesuatu yang Baru di Karyanya
Timo sebagai sutradara yang termasuk konsisten dengan satu genre, menyadari kalau menarik minat orang di luar market lokal, harus bisa mencoba cross border atau lintas genre, sehingga bisa diterima orang lain.
Dengan begitu, unsur lokal akan tetap hadir tetapi juga bisa diterima oleh penonton internasional.
"Apalagi dengan adanya OTT (layanan media over the top), jadi membantu film-film kita meluaskan cakupannya. Misalnya film gue Killers yang bisa masuk Festival Sundance," tambahnya. (*)