Parapuan.co- Akhir-akhir media sosial diramaikan dengan berita salah satu pegawai KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) yang mendapatkan perlakuan pelecehan seksual dan bullying dari para rekan kerjanya.
Tentu saja kabar tersebut membuat netizen terkejut mengingat KPI adalah lembaga pemerintahan yang bertugas melakukan pengawasan terhadap tayangan di Indonesia.
Menurut laporan yang dirilis oleh Workplace Bullying Institute sebanyak 60,3 juta orang di Amerika setiap tahunnya mengalami bullying di kantor.
Apakah Kawan Puan pernah melakukan bully di kantor? Jika iya, pasti pernah ada pertanyaan kepada diri sendiri seperti "ada apa dengan diri saya?".
Beberapa orang melakukan bully untuk melampiaskan rasa ketidakpercayaan diri atau insecurity dengan menyerang orang lain.
Dilansir dari verywellmind.com, ini 5 alasan orang suka membully khususnya di kantor:
Baca juga: 6 Hal yang Perlu Diperhatikan Agar Mudah Dapat Pekerjaan di LinkedIn
1) Membutuhkan validasi sosial
Orang yang suka membully biasanya sangat gila akan jabatan, kekuasaaan, dan haus akan pujian.
Ia kerap mencoba mengontrol orang lain dengan cara melakukan perundungan untuk menunjukkan bahwa dirinya berkuasa.
Pelaku bully kerap melakukan tindakan bully dengan kelompoknya karena ia membutuhkan pengakuan dari kelompok tempat dirinya berada.
2) Tidak suka melihat rekan kerja berkembang
Para pelaku bully di kantor biasanya menargetkan mereka yang memiliki bakat karena merasa rendah diri dan tersaingi.
Biasanya mereka yang melakukan bully, tidak suka melihat rekan kerjanya berkembang atau semakin maju.
3) Suka memanfaatkan kebaikan orang
Jika Kawan Puan adalah orang yang memiliki pribadi baik, suka menolong, dan membantu rekan kerja, bukan berarti bisa terlepas dari sikap bully rekan kerja di kantor.
Orang yang suka membully justru kadang memanfaatkan kebaikan hati dan mencoba mengendalikan diri kita.
4) Punya masalah kesehatan mental
Tak jarang orang yang melakukan bully juga merupakan korban bully di masa lalu.
Sayangnya luka masa lalu yang membekas pada diri mereka belum sembuh dan kemudian melampiaskan rasa sakit hatinya dengan membully orang lain.
Biasanya pelaku yang melakukan bully dengan alasan ini merasa lega setelah membully orang lain.
Kawan Puan, jika kamu dan orang di sekitar kalian merasa lega dengan menyakiti orang lain, segeralah pergi ke psikolog atau psikiater untuk segera mendapat penanganan agar tidak menciptakan rantai kekerasan.
5) Mudah terpengaruh prasangka, stigma, dan gosip
Tanpa disadari, orang yang suka melakukan bully khususnya di kantor biasanya termakan prasangka, stigma, dan gosip.
Tentu saja prasangka, stigma, dan gosip tersebut belum tentu kebenarannya.
Namun demi terlihat kuat dan berdaya, pelaku bully biasanya tidak peduli dengan kebenarannya.
Tak jarang alasan ini menyerang mereka yang terlahir dari ras, suku, agama atau gender tertentu.
Baca juga: Menurut Recruiter, ini Cara Meningkatkan Personal Branding di LinkedIn
Yuk hentikan budaya bullying mulai dari sekarang untuk menciptakan ruang aman bagi para pegawai di kantor! (*)