Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Berlebih pada Anak? Simak 4 Ciri-ciri Orang Tua yang Posesif

Kompas.com - 31/08/2021, 20:45 WIB
Editor Linda Fitria

Parapuan.co - Rasa khawatir wajar muncul di benak orang tua yang tidak ingin anaknya kenapa-napa.

Namun, khawatir yang berlebihan juga tidak baik karena kita bisa jadi orang tua yang posesif dan berlebihan.

Hal ini tentunya bisa menimbulkan efek yang kurang bagus untuk pertumbuhan anak.

Nah, jika Kawan Puan sering khawatir pada anak tapi belum tau apa saja tanda orang tua posesif, berikut PARAPUAN rangkum ulasannya menurut Bright Side.

1. Sering Membicarakan Kecemasan di Depan Anak

Orang tua yang cemas sering mengulangi informasi yang sama lebih dari sekali dan kecemasan itu selalu ditunjukkan kepada anak.

Misalnya, jika kamu melihat anjing liar sebagai ancaman dan membicarakannya dengan nada menyeramkan, pada akhirnya anak akan mengembangkan fobia.

Baca Juga: Mulai Tak Jujur, Kenali Tanda-tanda Pacar Ingin Putus Darimu

Cara inilah yang membuatmu mentransfer ketakutan pada anak-anak.

Anak-anak yang terlalu sering dilarang biasanya lebih rentan terhadap kecemasan dan kekhawatiran.

Solusi : Dalam pengasuhan, orang tua memiliki peran memegang kendali.

Alih-alih menggambarkan anjing liar seperti monster yang menakutkan, ajari anak tentang apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat dan pastikan kamu tidak terlalu mendramatisasi.

Kendalikan emosi kamu sehingga pembicaraan tersebut tidak terdengar seperti ketakutan.

2. Mengawasi Aktivitas Anak Penuh Waktu

Orang tua yang cemas cenderung paranoid dan posesif.

Seperti memeriksa nilai mata pelajaran anak setiap hari, menonton penampilan mereka di latihan olahraga dan memastikan semuanya dilakukan dengan sangat teliti.

Akibatnya, anak akan berusaha menjadi perfeksionis dan tanpa kesalahan.

Selain itu, saat kamu mendapatkan mereka melakukan kesalahan atau nilainya turun, kamu akan marah kepadanya.

Baca Juga: Coba Pakai 7 Cara Ini untuk Mengubah Schadenfreude Menjadi Motivasi

Solusi : Sadarilah bahwa sebagai orang tua kamu tidak dapat mengontrol semua yang dilakukan anak-anak.

Sebaliknya, fokus lah pada sesuatu yang mereka minati tanpa memaksa.

Misalnya, mereka menunjukkan minat bermusik, tanyakan apakah mereka ingin kursus musik untuk mengembangkan bakatnya.

Bukan malah mendorongnya untuk kursus matematika atau sepak bola yang kurang diminati.

3. Memuaskan Segala Keinginan Anak

Salah satu kewajiban orang tua untuk memberikan keinginan dan memenuhi kebutuhan anaknya, tapi tidak segalanya harus dituruti.

Setiap kali anak mengamuk, kamu langsung buru-buru menghiburnya.

Bagi orang tua yang cemas, amukan biasanya berarti kebutuhan yang kuat.

Apabila mereka tidak memuaskannya, kecemasan merayapi pikiran orang tua dan menyesal karena tidak bisa memenuhinya.

Baca Juga: Ingin Bayi Tidur Tenang? Coba Gunakan 2 Bahan Alami Ini Pada Si Kecil

Solusi : Alih-alih mencoba menenangkan anak saat mengamuk atau tantrum, jangan perhatikan mereka.

Sering kali amukan digunakan sebagai senjata agar orang tua ikut kalut dan luluh.

Cepat atau lambat, amukan itu akan berlalu dengan sendirinya.

Jika anak kamu berperilaku tidak baik karena kecemasan atau mengamuk, bicarakan dengan mereka tanpa menghakimi setelah amukannya reda.

4. Tidak Membiarkan Anak Memiliki Privasi

Orang tua yang cemas tidak membiarkan anak-anaknya menyimpan sesuatu dari mereka.

Baginya, jika anak-anak menyembunyikan sesuatu, maka itu pasti sesuatu yang mengerikan dan mengkhawatirkan.

Mendorong anak untuk memberi tahu pada orang tua tentang segalanya membuat mereka tidak memiliki privasi.

Padahal, rahasia juga sangat penting untuk perkembangan anak.

Ini akan membentuk kesadaran batin, otonomi, dan imajinasi.

Baca Juga: Menimbulkan Rasa Puas yang Salah, Kapan Schadenfreude Harus Diatasi?

Solusi : Ada dua jenis rahasia, yaitu baik (kejutan) dan buruk (situasi yang membuat anak sedih atau malu).

Biarkan mereka menyimpan rahasianya sendiri, kamu bisa ikut campur tangan hanya ketika kamu merasa situasinya tidak terkendali atau mungkin mengancam jiwa.

Nah, itulah tanda-tanda orang tua posesif dan suka mengkhawatirkan segalanya yang dilakukan anak ya, Kawan Puan.

Jika perhatian itu terlalu berlebihan, anak justru merasa tidak nyaman berada dekat orang tuanya.

(*)


Terkini Lainnya

Panduan Memakai Silicone Sealant untuk Atasi Kebocoran dan Keretakan di Rumah

Panduan Memakai Silicone Sealant untuk Atasi Kebocoran dan Keretakan di Rumah

PARAPUAN
3 Tokoh Perempuan Kuat di Film Indonesia, Ada Sosok Anggini di Wiro Sableng

3 Tokoh Perempuan Kuat di Film Indonesia, Ada Sosok Anggini di Wiro Sableng

PARAPUAN
Tampil Modis dan Fashionable dengan Padu Padan Baju Setelan

Tampil Modis dan Fashionable dengan Padu Padan Baju Setelan

PARAPUAN
Rahasia Kulit Glowing: Rajin Sarapan dengan 5 Makanan Ini

Rahasia Kulit Glowing: Rajin Sarapan dengan 5 Makanan Ini

PARAPUAN
Berapa Lama Hair Botox Bisa Atasi Masalah Rambut? Ini Jawabannya

Berapa Lama Hair Botox Bisa Atasi Masalah Rambut? Ini Jawabannya

PARAPUAN
Liburan ke Jogja Pertama Kali, Wajib Kunjungi 5 Destinasi Wisata Ini

Liburan ke Jogja Pertama Kali, Wajib Kunjungi 5 Destinasi Wisata Ini

PARAPUAN
Jangan Tergiur Harga Murah! Ini  Bahaya Pakai Behel Abal-abal

Jangan Tergiur Harga Murah! Ini Bahaya Pakai Behel Abal-abal

PARAPUAN
Kronologi Anissa Aziza Diikuti Orang Tak Dikenal Saat Belanja Sendirian di Mall

Kronologi Anissa Aziza Diikuti Orang Tak Dikenal Saat Belanja Sendirian di Mall

PARAPUAN
Cerita Aktris Perjuangkan Kariernya, Intip Sinopsis Drakor Beauty and Mr. Romantic

Cerita Aktris Perjuangkan Kariernya, Intip Sinopsis Drakor Beauty and Mr. Romantic

PARAPUAN
Komunitas e-Sport Ro8 Sediakan Fasilitas Belajar hingga Bersosialisasi Antar Gamers

Komunitas e-Sport Ro8 Sediakan Fasilitas Belajar hingga Bersosialisasi Antar Gamers

PARAPUAN
Sambut Hari Lebaran, Astra Otoshop Bagi-bagi Hadiah Lewat Program Ramadhan Ekstra

Sambut Hari Lebaran, Astra Otoshop Bagi-bagi Hadiah Lewat Program Ramadhan Ekstra

PARAPUAN
Segar untuk Buka Puasa, Simak Tips Mudah Bikin Hwachae Minuman ala Korea

Segar untuk Buka Puasa, Simak Tips Mudah Bikin Hwachae Minuman ala Korea

PARAPUAN
Rawda Umroh Bandung Hadirkan Paket Umrah dengan Harga Ramah di Kantong

Rawda Umroh Bandung Hadirkan Paket Umrah dengan Harga Ramah di Kantong

PARAPUAN
Dewangga Jogja Sediakan Jasa Travel Umrah yang Terjangkau, Ini Daftar Paketnya

Dewangga Jogja Sediakan Jasa Travel Umrah yang Terjangkau, Ini Daftar Paketnya

PARAPUAN
Rayakan Hari Autisme Sedunia, Ini 3 Kisah Kreator Beri Edukasi Autisme pada Masyarakat

Rayakan Hari Autisme Sedunia, Ini 3 Kisah Kreator Beri Edukasi Autisme pada Masyarakat

PARAPUAN
Ini Rekomendasi Tempat Sewa Baju Lebaran Mewah, Harga Lebih Terjangkau

Ini Rekomendasi Tempat Sewa Baju Lebaran Mewah, Harga Lebih Terjangkau

PARAPUAN
Rekomendasi Tempat Olahraga Outdoor Populer di Jakarta untuk Isi Akhir Pekan

Rekomendasi Tempat Olahraga Outdoor Populer di Jakarta untuk Isi Akhir Pekan

PARAPUAN
Jadikan Lari Sebagai Hobi yang Menyenangkan, Ini Tipsnya untuk Pemula

Jadikan Lari Sebagai Hobi yang Menyenangkan, Ini Tipsnya untuk Pemula

PARAPUAN
Ini Tantangan Ibu Bekerja sebagai Perempuan Peneliti Menurut Dr. Widiastuti Setyaningsih

Ini Tantangan Ibu Bekerja sebagai Perempuan Peneliti Menurut Dr. Widiastuti Setyaningsih

PARAPUAN
Kurang Bijak, Ini Alasan Ambil Utang untuk Resepsi Tidak Dianjurkan

Kurang Bijak, Ini Alasan Ambil Utang untuk Resepsi Tidak Dianjurkan

PARAPUAN
Hadirkan Hidangan Khas Thailand, Ini Rekomendasi Tempat Bukber di Jakarta

Hadirkan Hidangan Khas Thailand, Ini Rekomendasi Tempat Bukber di Jakarta

PARAPUAN
Ingin Jadi Ilmuwan Pangan? Dr. Widiastuti Setyaningsih Beberkan Tipsnya

Ingin Jadi Ilmuwan Pangan? Dr. Widiastuti Setyaningsih Beberkan Tipsnya

PARAPUAN
Penyakit Cloud Cytoma Muncul di Drakor Queen of Tears, Benarkah Ada Penyakitnya?

Penyakit Cloud Cytoma Muncul di Drakor Queen of Tears, Benarkah Ada Penyakitnya?

PARAPUAN
Sariayu Martha Tilaar Gelar Acara Buka Puasa Bersama Sahabat Sariayu

Sariayu Martha Tilaar Gelar Acara Buka Puasa Bersama Sahabat Sariayu

PARAPUAN
Transformasi Family Business untuk Sustainability

Transformasi Family Business untuk Sustainability

PARAPUAN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com