Parapuan.co - Kawan Puan, ada beberapa pasangan yang setelah menikah ingin menunda memiliki keturunan.
Mereka akhirnya melakukan beberapa cara salah satunya menggunakan alat kontrasepsi.
Alat kontrasepsi sendiri memiliki jenis yang beraneka ragam sesuai dengan bentuk dan kegunaannya.
Baca Juga: Chef WIllgoz Bagikan Tips dan Trik Cara Mudah Mengupas Bawang Putih
Selain itu, Kawan Puan juga bisa konsultasi ke dokter tentang alat kontrasepsi mana yang sebaiknya digunakan.
Dikutip dari Queensland Health, berikut ini jenis-jenis alat kontrasepsi yang bisa membantumu jika ingin menunda kehamilan.
1. Cincin Kontrasepsi
Metode ini terdiri dari cincin plastik fleksibel yang diletakkan di vagina dan terus-menerus melepaskan hormon.
Cincin ini akan melepaskan hormon estrogen dan progesteron.
Kerja cincin kontrasepsi bisa dikatakan sama seperti pil kontrasepsi tetapi dengan dosis yang lebih rendah.
2. Kondom
Kondom adalah satu-satunya alat kontrasepsi yang melindungi tubuh dari infeksi menular seksual dan berperan juga untuk mencegah kehamilan.
Kondom pun ada yang khusus untuk perempuan dan laki-laki.
Untuk laki-laki, kondom digulung ke penis yang ereksi dan bekerja sebagai penghalang jika ada carian seksual yang keluar.
Sementara itu kondom perempuan ditempatkan ke dalam lubang vagina tepat sebelum berhubungan seksual.
Baca Juga: Hindari Cidera dan Pegal saat Latihan Angkat Beban dengan 5 Tips Ini
3. Pil Kontrasepsi Oral
Pil kontrasepsi oral berbentuk tablet kecil yang diminum sehari sekali.
Ada beberapa jenis pil berbeda yang bisa dipilih oleh Kawan Puan.
Di antaranya pil kombinasi yang mengandung estrogen dan progestin, dan pil mini yang hanya mengandung satu hormon yakni progestin.
Pil kontrasepsi oral memang memiliki banyak manfaat, namun untuk meminumnya Kawan Puan wajib tepat waktu.
4. Intrauterine Device (IUD)
IUS adalah alat kecil berbentuk T yang terbuat dari bahan yang mengandung hormon progesteron atau plastik dan tembaga.
Di mana IUD ini nantinya akan dipasang dalam rahim perempuan.
IUD juga merupakan metode kontrasepsi jangka panjang dan revesibel yang bisa bertahan selama tiga hingga 10 tahun.
5. Implan Kontrasepsi
Dalam metode ini, implan kontrasepsi yang berbentuk batang kecil nan fleksibel ditempatkan di bawah kulit bagian lengan atas perempuan dan nantinya akan melepaskan suatu bentuk hormon progesteron.
Hormon tersebut akan menghentikan ovarium melepaskan sel telur dan mengentalkan lendir serviks sehingga sperma pun akan sulit untuk masuk ke dalam rahim.
Untuk pemasangannya sendiri, membutuhkan anestesi lokal, dan penggunaan implan harus diganti setelah tiga tahun.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Minuman yang Bisa Menurunkan Berat Badan
6. Injeksi Kontrasepsi
Injeksi kontrasepsi merupakan suntikan yang mengandung versi sintetis dari hormon progesteron.
Biasanya injeksi ini diberikan di pantat atau lengan atas perempuan, dan selama 12 minggu berikutya perlahan hormon dilepaskan ke aliran darah.
Suntikan hormon ini akan berlangsung hingga tiga bulan dan bisa sangat efektif, serta tidak akan mengganggu seks.
7. Pil Kontrasepsi Darurat atau Morning After Pill
Pil kontrasepsi darurat bisa digunakan untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan seks jika kontrasepsi tidah digunakan.
Pil ini juga bisa digunakan jika kondom rusak saat berhubungan seks.
Diketahui morning after pill ini semakin cepat dikonsumsi maka kerjanya pun akan semakin efektif.
Baca Juga: Ingin Mencoba Latihan Beban? Ini 5 Hal yang Perlu Kamu Pahami Dulu
8. Diafragma
Diafragma adalah silikon kecil yang berbentuk kubah dan teksturnya lembut.
Peletakannya pun di dalam vagina dan bekerja untuk menghentikan sperma yang akan memasuki rahim.
Dalam arti lain, diafragma membentuk penghalang fisik antara sperma dan sel telur seperti kondom.
Di mana diafragma ini harus tetap berada di tempatnya setidaknya selama enam jam dan tidak lebih dari 24 jam setelah berhubungan seks.
Tak hanya kedelapan alat kontrasepsi di atas saja yang mampu mencegah kehamilan, sebab ada pula yang bernama sterilisasi.
Sterilisasi hanya bisa Kawan Puan gunakan apabila memutuskan untuk benar-benar tidak memiliki anak kembali.
Hal ini dikarenakan sterilisasi adalah proses menghilangkan kemampuan tubuh untuk bereproduksi alias kontrasepsi permanen. (*)