Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Ini Bahaya Melakukan Self Diagnose dan Terlalu Sering Cek Gejala Mental di Internet

Kompas.com - 29/08/2021, 19:45 WIB
Editor Maharani Kusuma Daruwati

Parapuan.co - Perkembangan teknologi telah membuat informasi menjadi mudah diperoleh.

Salah satunya adalah informasi yang berkaitan dengan gejala penyakit kesehatan mental.

Banyak orang lebih memilih mendiagnosis kondisi kesehatan mental yang dialami berdasarkan pencarian di internet daripada berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Peristiwa yang disebut self-diagnose ini harus menjadi perhatian kita.

Self-diagnose bisa memperparah kondisi kesehatan mental atau membuat penyakit sebenarnya tidak disadari.

Mulai dari penyangkalan hingga keengganan pergi ke ahli kesehatan.

Self-diagnose merupakan istilah yang digunakan ketika seseorang mendiagnosis penyakit yang sedang dialami berdasarkan pencarian informasi secara mandiri.

Baca Juga: Manfaat Berenang untuk Kesehatan Mental, Mengurangi Stres hingga Bikin Rileks

Ternyata, self-diagnose juga banyak dilakukan untuk memeriksa kesehatan mental.

"Banyak orang yang mencari tahu gejala kesehatan mental di internet, lalu percaya mentah-mentah bahwa mereka sedang mengalaminya. Padahal, apa yang ada di internet belum tentu sesuai dengan mereka," kata Prita Yulia Maharani, M.Psi., Psikolog, tim konselor dari aplikasi konseling Riliv, Minggu (29/8/2021).

Prita menambahkan bahwa sebenarnya kegiatan mencari tahu gejala kesehatan mental di internet tidak selalu salah.

"Sebenarnya tidak apa-apa, kok mencari tahu gejala gangguan mental di Google. Tapi, jangan lupa cross-check. Caranya ya dengan mendatangi psikolog atau psikiater profesional untuk tahu lebih lanjut masalah kesehatan mental yang sedang dialami. Dari situ bisa ditentukan langkah yang bisa diambil selanjutnya," tambahnya.

Memang, self-diagnose terkait kesehatan mental memiliki beberapa bahaya yang mungkin tidak disadari.

Ini dia alasan mengapa kamu sebaiknya tidak melakukan self-diagnose dan bahayanya: 

Self-diagnose bisa memperparah kondisi kesehatan mentalmu

Salah satu risiko dari melakukan self-diagnose adalah kamu justru dapat memperparah kondisi kesehatan mentalmu.

Ini bisa terjadi karena kamu terlalu panik dan stres, tidak mengobati masalah kesehatan mental yang sedang kamu alami, atau bahkan mendapatkan pengobatan yang salah.

Setiap masalah kesehatan mental memiliki penanganan tersendiri.

Ada yang bisa diatasi dengan terapi, ada pula yang membutuhkan obat-obatan tertentu.

Kelemahan dari self-diagnose adalah kamu tidak benar-benar tahu penanganan yang tepat untuk masalah kesehatan mentalmu.

Bisa jadi kamu salah langkah dengan menggunakan produk yang memiliki efek samping negatif. Bahaya, bukan?

Self-diagnose bisa membuatmu menyangkal masalah kesehatan mental yang sedang dialami

Biasanya, seseorang akan menyimpulkan hal terburuk saat melakukan self-diagnose.

Tetapi, ternyata hal kebalikannya juga berlaku.

Tak jarang ada orang yang memilih untuk menyangkal gangguan kesehatan mental yang sedang dialami.

Mereka umumnya merasa masalah kesehatan mental yang ia alami tidak terlalu parah.

Ia berpikir, ah, bukan hal penting, kok. Masalah ini nggak terlalu parah.

Padahal, denial atau penyangkalan tidak akan menyelesaikan masalah.

Sebab bisa jadi masalah kesehatan mental yang dimiliki membutuhkan penanganan segera agar tidak semakin parah.

Self-diagnose hanya membuat kamu panik

Tahukah kamu, kalau manusia memiliki naluri untuk cenderung memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa menimpanya?

Itulah mengapa lebih mudah bagimu untuk mengasumsikan hal-hal buruk ketika melakukan self-diagnose.

Pada akhirnya, self-diagnose hanya akan membuatmu mengalami kepanikan yang tidak seharusnya terjadi.

Kalau saja kamu lebih memilih berkonsultasi ke psikolog, kamu tidak akan merasa panik.

Sebab psikolog profesional bisa menjelaskan kondisimu dengan baik tanpa menimbulkan kepanikan dan kecemasan. 

Baca Juga: Kesehatan Mental di Indonesia Selama Pandemi, Hasil Survei Ungkap Mayoritas Masyarakat Merasa Kesepian

Self-diagnose membuat penyakit atau gangguan sebenarnya terabaikan

Gejala penyakit atau gangguan kesehatan mental yang belum tentu benar.

Bisa saja kamu yakin sedang mengalami anxiety disorder, tetapi sebenarnya kamu mengalami depresi mayor.

Bisa jadi pula kebalikannya atau bahkan bukan keduanya. 

Saat kamu melakukan self-diagnose, kamu jadi tidak tahu sebenarnya penyakit atau gangguan kesehatan mental apa yang sedang kamu alami.

Kamu hanya menduga-duga hal yang belum tentu kebenarannya.

Hal ini merupakan masalah karena dengan begitu kamu jadi tidak bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

 

Baca Juga: Mengapa Seseorang Ragu untuk Pergi ke Psikolog? Ini Dia Hambatannya Menurut Ahli

Terlalu sering self-diagnose akan membuatmu enggan berkonsultasi dengan pakar

Setelah googling masalah kesehatan mentalmu, kamu jadi merasa tidak perlu lagi untuk berkonsultasi ke psikolog.

Sebab, kamu berpikir bahwa kamu bisa tahu gejala yang dialami tanpa bantuan ahli.

Jika terlalu sering dilakukan, self-diagnose bisa memunculkan trust issue kepada psikolog dan psikiater.

Hal ini dapat terjadi karena kamu sudah terlalu percaya diagnosis yang kamu dapat dari internet.

Kamu jadi cenderung mempercayai internet, bukan para ahli.

Padahal, berkonsultasi pada psikolog bisa membantumu menemukan langkah selanjutnya.

Mulai dari tingkat keparahan hingga konfirmasi terkait kondisi yang dialami, kamu bisa menunjukkan kemajuan kesehatanmu daripada sekadar panik!

(*)

 


Terkini Lainnya

3 Tokoh Perempuan Kuat di Film Indonesia, Ada Sosok Anggini di Wiro Sableng

3 Tokoh Perempuan Kuat di Film Indonesia, Ada Sosok Anggini di Wiro Sableng

PARAPUAN
Tampil Modis dan Fashionable dengan Padu Padan Baju Setelan

Tampil Modis dan Fashionable dengan Padu Padan Baju Setelan

PARAPUAN
Rahasia Kulit Glowing: Rajin Sarapan dengan 5 Makanan Ini

Rahasia Kulit Glowing: Rajin Sarapan dengan 5 Makanan Ini

PARAPUAN
Berapa Lama Hair Botox Bisa Atasi Masalah Rambut? Ini Jawabannya

Berapa Lama Hair Botox Bisa Atasi Masalah Rambut? Ini Jawabannya

PARAPUAN
Liburan ke Jogja Pertama Kali, Wajib Kunjungi 5 Destinasi Wisata Ini

Liburan ke Jogja Pertama Kali, Wajib Kunjungi 5 Destinasi Wisata Ini

PARAPUAN
Jangan Tergiur Harga Murah! Ini  Bahaya Pakai Behel Abal-abal

Jangan Tergiur Harga Murah! Ini Bahaya Pakai Behel Abal-abal

PARAPUAN
Kronologi Anissa Aziza Diikuti Orang Tak Dikenal Saat Belanja Sendirian di Mall

Kronologi Anissa Aziza Diikuti Orang Tak Dikenal Saat Belanja Sendirian di Mall

PARAPUAN
Cerita Aktris Perjuangkan Kariernya, Intip Sinopsis Drakor Beauty and Mr. Romantic

Cerita Aktris Perjuangkan Kariernya, Intip Sinopsis Drakor Beauty and Mr. Romantic

PARAPUAN
Komunitas e-Sport Ro8 Sediakan Fasilitas Belajar hingga Bersosialisasi Antar Gamers

Komunitas e-Sport Ro8 Sediakan Fasilitas Belajar hingga Bersosialisasi Antar Gamers

PARAPUAN
Sambut Hari Lebaran, Astra Otoshop Bagi-bagi Hadiah Lewat Program Ramadhan Ekstra

Sambut Hari Lebaran, Astra Otoshop Bagi-bagi Hadiah Lewat Program Ramadhan Ekstra

PARAPUAN
Segar untuk Buka Puasa, Simak Tips Mudah Bikin Hwachae Minuman ala Korea

Segar untuk Buka Puasa, Simak Tips Mudah Bikin Hwachae Minuman ala Korea

PARAPUAN
Rawda Umroh Bandung Hadirkan Paket Umrah dengan Harga Ramah di Kantong

Rawda Umroh Bandung Hadirkan Paket Umrah dengan Harga Ramah di Kantong

PARAPUAN
Dewangga Jogja Sediakan Jasa Travel Umrah yang Terjangkau, Ini Daftar Paketnya

Dewangga Jogja Sediakan Jasa Travel Umrah yang Terjangkau, Ini Daftar Paketnya

PARAPUAN
Rayakan Hari Autisme Sedunia, Ini 3 Kisah Kreator Beri Edukasi Autisme pada Masyarakat

Rayakan Hari Autisme Sedunia, Ini 3 Kisah Kreator Beri Edukasi Autisme pada Masyarakat

PARAPUAN
Ini Rekomendasi Tempat Sewa Baju Lebaran Mewah, Harga Lebih Terjangkau

Ini Rekomendasi Tempat Sewa Baju Lebaran Mewah, Harga Lebih Terjangkau

PARAPUAN
Rekomendasi Tempat Olahraga Outdoor Populer di Jakarta untuk Isi Akhir Pekan

Rekomendasi Tempat Olahraga Outdoor Populer di Jakarta untuk Isi Akhir Pekan

PARAPUAN
Jadikan Lari Sebagai Hobi yang Menyenangkan, Ini Tipsnya untuk Pemula

Jadikan Lari Sebagai Hobi yang Menyenangkan, Ini Tipsnya untuk Pemula

PARAPUAN
Ini Tantangan Ibu Bekerja sebagai Perempuan Peneliti Menurut Dr. Widiastuti Setyaningsih

Ini Tantangan Ibu Bekerja sebagai Perempuan Peneliti Menurut Dr. Widiastuti Setyaningsih

PARAPUAN
Kurang Bijak, Ini Alasan Ambil Utang untuk Resepsi Tidak Dianjurkan

Kurang Bijak, Ini Alasan Ambil Utang untuk Resepsi Tidak Dianjurkan

PARAPUAN
Hadirkan Hidangan Khas Thailand, Ini Rekomendasi Tempat Bukber di Jakarta

Hadirkan Hidangan Khas Thailand, Ini Rekomendasi Tempat Bukber di Jakarta

PARAPUAN
Ingin Jadi Ilmuwan Pangan? Dr. Widiastuti Setyaningsih Beberkan Tipsnya

Ingin Jadi Ilmuwan Pangan? Dr. Widiastuti Setyaningsih Beberkan Tipsnya

PARAPUAN
Penyakit Cloud Cytoma Muncul di Drakor Queen of Tears, Benarkah Ada Penyakitnya?

Penyakit Cloud Cytoma Muncul di Drakor Queen of Tears, Benarkah Ada Penyakitnya?

PARAPUAN
Sariayu Martha Tilaar Gelar Acara Buka Puasa Bersama Sahabat Sariayu

Sariayu Martha Tilaar Gelar Acara Buka Puasa Bersama Sahabat Sariayu

PARAPUAN
Transformasi Family Business untuk Sustainability

Transformasi Family Business untuk Sustainability

PARAPUAN
Rekomendasi Parfum Pria dengan Aroma Spicy yang Maskulin dari BVLGARI MAN

Rekomendasi Parfum Pria dengan Aroma Spicy yang Maskulin dari BVLGARI MAN

PARAPUAN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com