Parapuan.co - Emma Watson selain jago akting ternyata memiliki kegemaran membaca buku.
Hobinya ini sekilas kalau dilihat mirip dengan karakter Hermione Granger yang ia perankan di serial Harry Potter.
Tidak hanya sekadar membaca buku, Emma Watson juga memiliki semangat untuk mendorong perempuan lain untuk membaca.
Baca Juga: Rekomendasi 4 Buku tentang Kondisi Masyarakat Afghanistan di Masa Perang
Untuk mendukung perempuan membaca itu, ia mendirikan kelompok membaca bernama Our Shared Shelf.
Our Shared Shelf juga manifestasi nyata dari programnya bersama UN Women sebagai Goodwill Ambassador yang mendukung pendidikan perempuan.
Buku-buku yang dibaca oleh Emma Watson memiliki fokus tentang kesetaraan gender dan feminisme yang sehat serta mendukung sesama perempuan.
Buat Kawan Puan yang ingin belajar mengenai kesetaraan gender, kamu dapat mengikuti semua buku feminisme yang direkomendasikan Emma Watson.
Yuk, kita simak daftarnya yang dilansir dari Shereads!
The Vagina Monologues karya Eve Ensler
Eve Ensler sang penulis The Vagina Monologues mengajak perempuan untuk berbicara soal alat kelaminnya sendiri sebagai sebuah kekuatan.
Eve juga menggambarkan apa yang terjadi bila vagina dapat berbicara dan menceritakan pengalamannya sebagai perempuan.
Buku dengan pesan yang kuat ini cukup kontroversial namun dinilai sebagai literasi feminis modern yang berpengaruh.
Baca Juga: Ingin Baca Buku tapi Tak Punya Waktu? Coba Dengarkan Noicebook Yuk!
How to Be a Woman karya Caitlin Moran
How To Be a Woman ditulis oleh Caitlin Moran dengan tujuan membuat feminisme lebih mudah dimengerti oleh setiap perempuan.
Dalam buku ini, penulis menceritakan kisah perjuangan hidupnya sendiri sebagai seorang perempuan.
Dia ingin perempuan berhenti melihat feminis sebagai gerakan radikal dan mulai melihat mereka sebagai pendukung kesetaraan sejati.
Dalam bukunya, dia menyatakan bahwa setiap perempuan pada dasarnya adalah feminis kecuali mereka menolak gagasan tentang kebebasannya sendiri.
The Complete Persepolis karya Marjane Satrapi
Novel grafis Marjane Satrapi tidak seperti novel grafis lainnya.
Gambar dan kata-kata yang diciptakan merupakan kisah seorang perempuan muda Iran yang beranjak dewasa selama Revolusi Islam.
Penulis mengikuti kisah perempuan tersebut saat dikirim ke Austria untuk sementara waktu demi keselamatannya.
Marjane tidak menutupi apa pun dalam penggambaran hidup dan teror seksisme yang dihadapi oleh perempuan Iran tersebut.
Baca Juga: Beda dengan Buku Cetak Konvensional, Berikut 5 Keuntungan Baca Buku Digital
Women Who Run with Wolves karya Clarissa Pinkola Estes
Clarissa Pinkola Estes, Ph.D., seorang pendongeng menunjukkan bagaimana vitalitas perempuan dapat menjadi kekuatan.
Sebab ia percaya bahwa dalam diri setiap perempuan ada kekuatan yang penuh dengan naluri alamiah yang ada di dalam tubuh masing-masing.
Clarissa mengajak pembaca lebih mengenal tubuh dan kebutuhan alami sebagai seorang perempuan.
My Life On the Road karya Gloria Steinem
Gloria Steinem adalah aktivis perempuan ternama sejak dia menjadi pemimpin dan juru bicara gerakan feminis di akhir tahun 60-an.
Karyanya sebagai kolumnis untuk majalah New York yang terangkum dalam buku ini tentu saja telah merangkum momen-momen yang menantang dan mengubah hidup.
Tempat-tempat yang dia kunjungi dan orang-orang yang dia temui semuanya berperan dalam apa yang paling berarti dalam hidupnya.
Buku-buku rekomendasi Emma Watson di atas banyak membicarakan soal kesetaraan gender dan makna feminisme dari berbagai perspektif yang memperkaya pengetahuan kita sebagai perempuan.
Baca Juga: Seru! 4 Rekomendasi Film yang Angkat Situasi Konflik di Afghanistan
(*)