Parapuan.co - Kawan Puan, tak ada satu pun dari kita yang ingin mengalami penyakit menular seksual seperti HIV.
Oleh sebab itu, memang sudah sepatutnya untuk menjaga kesehatan seksual dengan baik, misalnya saja berhubungan seks dengan satu pasangan saja.
Baca Juga: Selain Daya Listrik, Ini 4 Tips Memilih Oven yang Cocok untuk Kamu
Pasalnya, HIV itu berisiko tinggi pada mereka yang memiliki lebih dari satu pasangan seks dan bersenggama tanpa kondom dengan orang yang riwayatnya tidak diketahui.
Tak hanya itu saja, mereka yang menggunakan narkoba dengan alat suntik bergantian dan punya penyakit menular seksual juga bisa menularkan HIV.
Apabila seandainya Kawan Puan sudah pernah mengalami salah satu dari kondisi di atas, tak ada salahnya untuk melakukan tes HIV.
Tes HIV ini bukan untuk menakutimu, namun agar kamu mengerti kondisi yang sebenarnya, supaya nantinya Kawan Puan akan lebih sadar akan kesehatan seksual.
Dilansir dari cdc.gov, tertulis bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ini menyebutkan ada tiga jenis tes HIV yang direkomendasikan.
Di mana tes HIV biasanya dilakukan pada darah, cairan oral, maupun urin, berikut penjelasannya.
1. Tes Antibodi
Tes antibodi hanya mencari antibodi terhadap HIV dalam darah atau cairan mulut.
Secara umum, tes antibodi yang menggunakan darah dari vena dapat mendeteksi HIV lebih cepat daripada tes yang dilakukan dengan tusukan jari dan cairan oral.
Tes antibodi juga merupakan satu-satunya tes mandiri HIV yang disetujui.
Tes skrining antibodi yang dilakukan dengan darah dan cairan oral hasilnya akan tersedia dalam waktu 30 menit atau kurang.
Di sisi lain, perlu Kawan Puan ketahui bahwa tes HIV bukan hanya untuk mereka yang memiliki lebih dari satu pasangan.
Baca Juga: Apa Itu Badai Sitokin yang Membuat Deddy Corbuzier Berhenti Buat Konten Youtube?
2. Tes Asam Nukleat (NAT)
Tes ini dapat mengetahui apakah seseorang memiliki HIV atau mengetahui berapa banyak virus yang ada dalam darah atau dikenal sebagai tes viral load HIV.
NAT membutuhkan darah yang diambil dari pembuluh darah lalu dimasukkan ke tabung.
Kemudian darah dikirim ke laboratorium untuk diuji lebih lanjut.
NAT dapat mendeteksi HIV lebih cepat dari yang lainnya, di mana virus bisa didiagnosis sekitar 10-33 hari setelah paparan.
Dikarenakan tes asam nukleat ini sangat mahal, maka biasanya bukan menjadi pilihan pertama untuk tes HIV.
3. Tes Antigen/Antibodi
Tes antigen/antibodi ini mencari antibodi serta antigen HIV.
Di mana antibodi diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh jika ada seseorang yang terpapar virus seperti HIV.
Sementara itu, antigen adalah zat asing yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi aktif.
Jika seseorang memiliki HIV, antigen yang disebut p24 ini diproduksi bahkan sebelum antibodi berkembang.
Diketahui tes antigen/antibodi ini direkomendasikan dan cukup umum di Amerika Serikat.
Baca Juga: Ciri-Ciri Hamil Lagi Setelah Keguguran Seperti Aurel Hermansyah
Tes laboratorium ini melibatkan pengambilan darah dari vena.
Tes ini dilakukan lewat tusukan jari dan umumnya memakan waktu cukup lama yakni sekitar 18 hingga 90 hari setelah paparan.
CDC juga menyarankan lakukan tes HIV setidaknya satu tahun sekali.(*)