Parapuan.co - Ence Adinda Dianasta Almas atau yang akrab disapa Ence Adinda mendirikan sebuah komunitas pilah sampah bernama iLitterless.
Didamping sang suami, ia aktif untuk mengajak masyarakat khususnya perempuan peduli terhadap sampah.
Perempuan asal Malang ini kerap memberikan edukasi mengenai pengelolaan sampah, memilah dan menyetorkannya ke bank sampah.
Ence Adinda sendiri berprofesi sebagai seorang dosen muda di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Baca Juga: Miliki Aset 5,7 Triliun, Reese Witherspoon Jadi Aktris Terkaya
Melansir dari wawancara parapuan.co dengan Ence Adinda, iLitterless memiliki tiga kegiatan utama, yaitu memberikan edukasi tentang pemilahan sampah organik dan anorganik, melakukan riset, dan memberikan layanan jemput sampah.
iLitterless juga bekerja sama dengan kafe-kafe di Malang untuk menampung sampah-sampah anorganik yang nantinya akan disetor ke bank sampah induk dan YAPSI dari Tetra Pak Indonesia (perusahaan pengelolaan limbah kemasan makanan dan minuman).
Ence Adinda mengaku mendirikan iLitterless tak lama usai menikah pada bulan Februari tahun 2020 lalu.
Ide tersebut muncul saat Ence Adinda dan sang suami tinggal di daerah yang dekat dengan bank sampah.
Mengetahui adanya bank sampah di sana, ia dan suami baru tahu bahwa limbah sampah anorganik bisa disetorkan, dikelola, dan diolah.
"Kebetulan sama suami kan emang udah concern masalah sampah sejak lama, tapi cuma secara personal aja," kata Ence Adinda dikutip dari parapuan.co.
Kemudian, Ence Adinda dan suami kerap memberikan edukasi mengenai cara memperlakukan sampah yang tepat melalui media sosial dan mendirikan komunitas yang diberi nama iLitterless.
"Sebenarnya orang yang aware soal memilah sampah udah banyak, cuman mereka masih belum punya platform-nya aja," ujar perempuan kelahiran 1994 itu.
"Lalu ada keterbatasan waktu dan segala macam untuk mereka harus setor ke bank sampah, akhirnya bikin lah iLitterless ini," tambahnya.
Baca juga: Sosok Sussane Mikhail, Direktur UN Women yang Puji Kekuatan Perempuan Lebanon
Sebagai komunitas baru, Ence Adinda mengaku banyak tantangan yang harus dihadapi saat mendirikan iLitterless salah satunya biaya operasional yang masih ditanggung secara personal oleh para anggotanya.
Ia juga menambahkan dana yang diterima dari menyetorkan sampah ke unit-unit pengelolaan di Malang juga belum cukup untuk menutup biaya operasional.
"Yang pertama keterbatasan dana. Keikutsertaannya mmasih sukarela gitu, jadi nggak ada di antara kami yang digaji," terang Ence dikutip dari parapuan.co.
"Dana kami masih sangat terbatas, dan sampah-sampah ini kalau dijual nggak bisa nutupin pengeluaran operasional itu," tambahnya lagi.
Baca Juga: 4 Sosok Atlet Cabor Renang yang Berhasil Raih Emas di Olimpiade Tokyo 2020
Selain hambatan dana, Ence Adinda mengaku bahwa iLitterless masih belum punya tempat khusus untuk memilah sampah organik dan anorganik, sehingga selama ini pemilahan dilakukan di rumah pribadinya.
Ence Adinda akhirnya membuka kelas bahasa Inggris yang berkolaborasi dengan iLitterless untuk menutup kekurangan dana.
Diketahui, setiap peserta yang mengikuti kelas tersebut, dibebankan biaya Rp10 ribu untuk satu jam.
Semoga iLitterless bisa sukses serta mampu menjangkau lebih banyak orang agar sadar mengenai persoalan lingkungan. (*)