Parapuan.co - Beberapa tahun belakangan skincare tengah menjadi tren kecantikan yang begitu banyak diperbincangkan.
Sebagaimana kita ketahui, produk skincare yang banyak beredar di pasaran mengandung beragam bahan aktif acid, salah satunya lactic acid.
Umumnya kandungan lactic acid banyak ditemukan pada produk eksfoliasi yang digunakan untuk mengangkat sel kulit mati.
Mungkin kebanyakan dari kamu melihat produk eksfoliasi mengandung bahan aktif seperti AHA, BHA, dan PHA, lantas lactic acid masuk ke kategori yang mana?
Dilansir dari laman Allure, Angela Lamb, dokter kulit di New York menjelaskan lactic acid sendiri merupakan salah satu bahan aktif dalam golongan asam alfa hidroksi (alpha hydroxy alpha/AHA).
Lactic acid adalah kandungan eksfoliasi yang paling lembut, jika dibandingkan dengan glycolic acid yang ukuran partikelnya lebih kecil dan lembut.
Seperti kita ketahui, kandungan bahan aktif AHA dapat larut dalam air dan berfungsi untuk mengeskfoliasi kulit guna membuat tampilan kulit lebih halus, mencerahkan kulit kusam, dan menghilangkan kerutan.
Baca Juga: Kenali Yuk! Manfaat Retinol dan Efek Sampingnya Pada Kulit Wajah
Jika biasanya jenis AHA berasal dari buah tebu, lactic acid justru bersumber dari produk susu, khususnya dari fermentasi gula dan pati dalam susu, menurut Aegean Chan, dokter kulit di Santa Barbara California.
Hal ini berbeda pada produk perawatan kulit, lactic acid umumnya diproduksi secara sintetis, kemudian menjadikannya sebagai vegan dan cruelty free.
Manfaat lactic acid
Sama seperti AHA, lactic acid mengangkat sel kulit mati dengan memecah protein yang mengikat sel-sel kulit untuk meningkatkan pergantian sel dan mengurangi kulit kusam, menurut Chan.
Proses tersebut pun membuat kulit menjadi lebih halus, lebih merata, dan bercahaya tanpa sel-sel kulit mati.
"Meningkatkan pergantian sel dapat mengurangi pori-pori yang tersumbat," jelas Chan, dikutip dari laman Allure.
Hal yang membedakan lactic acid dengan jenis AHA lainnya adalah ia bertindak sebagai faktor pelembap alami, membantu menghidrasi dan menjaga skin barrier.
Jenis kulit apa yang baik menggunakan lactic acid?
Lactic acid memiliki ukuran molekul yang lebih besar jika dibandingkan dengan glycolic acid dan memiliki penyerapan sistemik yang lebih sedikit.
Hal ini pun membuat lactic acid dapat digunakan oleh semua jenis kulit, bahkan untuk yang sedang hamil atau menyusui, menurut Chan dan Lamb.
Kendati demikian, kamu yang memiliki jenis kulit sensitif harus lebih berhati-hati dalam menggunakan kandungan lactic acid.
Lebih dari itu Lamb menyarankan, untuk mengetahui bagaimana kulit dapat mentolerir suatu bahan aktif, kamu dapat mencobanya dengan menggunakannya beberapa kali dalam seminggu, sebelum akhirnya digunakan setiap hari.
Selain itu, gunakan lactic acid dengan konsentrasi di bawah 5% karena kemungkinan membuat iritasi kulit lebih rendah dan dapat digunakan setiap hari.
Selanjutnya, jika kamu memiliki kondisi kulit yang tengah iritasi atau meradang, pastikan untuk menghindari bahan aktif lactic acid.
"Meskipun lembut, kandungan lactic acid dapat memperburuk masalah kulit pada skin barrier, seperti dermatitis atopik yang melebar atau rosacea," ungkap Chan.
Baca Juga: Kandungan Peptide Banyak Ditemukan pada Skincare Anti Aging, Apa itu?
Bahan yang tidak boleh dipakai bersamaan dengan lactic acid
Di antara beragam kandungan skincare, bahan aktif yang tidak boleh dipakai bersamaan dengan lactic acid adalah retinol.
Seperti kita ketahui, retinol juga memiliki fungsi serupa dengan lactic acid yakni mempercepat pergantian sel, sehingga jika digunakan bersamaan maka akan terjadi over exfoliate.
Sebagai gantinya, Lamb merekomendasikan untuk menggunakannya secara bergantian pada beda hari.
Baca Juga: Kenali Yuk! Manfaat Retinol dan Efek Sampingnya Pada Kulit Wajah
Kawan Puan, itulah penjelasan soal lactid acid, beserta manfaat dan jenis kulit yang cocok menggunakan bahan skincare tersebut.
Kalau jenis kulit Kawan Puan sendiri, apakah termasuk yang cocok menggunakan skincare dengan bahan lactid acid tersebut? (*)