Parapuan.co - Air Susu Ibu atau ASI adalah nutrisi terbaik yang bisa diberikan pada anak.
ASI sebagai sumber nutrisi bayi dianggap makanan terbaik karena bisa menunjang pertumbuhan dan membuatnya kebal terhadap penyakit.
Hal inilah yang membuat pemberian ASI secara eksklusif begitu dianjurkan.
Namun sayang, dalam fase menyusui ini terkadang ada banyak kendala menghampiri ibu.
Salah satunya karena ibu tengah hamil lagi saat masih dalam masa menyusui.
Akibatnya, ibu menjadi lebih kesulitan untuk fokus memberikan ASI pada bayi atau balitanya.
Baca Juga: Jangan Takut Makan Manis, Ini Camilan Manis yang Cocok untuk Penderita Diabetes
Untuk itu, Halo DKT sebagai penyedia layanan telemedicine kespro terbesar di Indonesia menggelar webinar bertajuk “Busui & Nakes Wajib Tahu : Kupas Tuntas
Menyusui di Masa Pandemi” pada Kamis, 12 Agustus 2021.
Acara ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, terutama kalangan ibu menyusui tentang pentingnya penggunaan metode kontrasepsi yang ramah bagi ibu.
Dipaparkan dr. Erna Mulati. M.Sc (CMFM), selaku Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI, kondisi ibu selama kehamilan sangat memengaruhi kesehatan bayi.
Kondisi yang dialami oleh ibu seperti anemia, kebiasaan hidup yang kurang bersih, serta kurangnya gizi pada ibu hamil akan berdampak pada janin.
Karenanya, dr. Erna menekankan bahwa kehamilan betul-betul harus direncanakan.
Apa lagi saat menyusui, tantangan yang dihadapi adalah terkait cara meningkatkan cakupan ASI eksklusif untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak yang dilahirkan.
Ibu harus benar-benar siap dengan kehamilan yang selanjutnya, agar tidak mengganggu proses menyusui.
Salah satu cara dalam merencanakan keluarga tak lain adalah dengan melaksanakan program Keluarga Berencana.
Baca Juga: Tak Perlu Takut Antibodi Berkurang Karena Donor Plasma Konvalesen, Dokter Ungkap Hal Ini
Lebih tepatnya lagi, melalui penggunaan alat-alat kontrasepsi.
Namun, tak sedikit ibu menyusui yang tidak paham mengenai pentingnya penggunaan alat kontrasepsi semasa menyusui, dan tidak mengetahui pilihan alat kontrasepsi yang aman untuk digunakan selama menyusui.
Menurut Brand Manager Andalan, Apt. Rony Syamson, S.Farm, masih banyak ibu menyusui yang tidak menggunakan kontrasepsi karena bergantung pada kontrasepsi alami (amenore laktasi).
Padahal banyak Ibu yg belum tahu jika ada tiga syarat amenore laktasi, yakni bayi belum berumur 6 bulan, ibu belum mendapat menstruasi, dan ibu harus menyusui secara eksklusif tanpa putus.
Apabila salah satu di antara tiga syarat tersebut luput, maka ibu menyusui tetap berisiko hamil.
Kehamilan pada masa menyusui pun bukannya tanpa konsekuensi.
Kehamilan yang terjadi selama masa menyusui bisa menimbulkan beberapa perubahan pada tubuh ibu, seperti kontraksi ringan pada rahim akibat rangsangan hormon oksitosin yang dilepaskan, ASI berubah menjadi kolostrum dan membuat rasanya lebih asin dan kurang manis, serta membuat puting payudara ibu terasa lebih sakit dan ibu merasa lebih lelah.
“Untuk itu, sebaiknya penggunaan kontrasepsi dianjurkan bagi ibu menyusui pada saat setelah melahirkan, maupun segera setelah berakhirnya masa nifas,” tutur Rony.
Baca Juga: Penjelasan WHO Soal Risiko Ibu Hamil Terinfeksi Virus Covid-19
Melalui webinar ini juga, Rony menerangkan beragam metode kontrasepsi yang dapat menjadi andalan bagi ibu menyusui.
Ada dua metode kontrasepsi yang dapat dipilih oleh ibu menyusui.
Pertama, KB yang bersifat non-hormonal, baik berupa kondom maupun IUD non-hormonal.
Kedua, ibu dapat memilih KB yang bersifat hormonal.
Rony menjelaskan, metode kontrasepsi hormonal yang aman untuk ibu menyusui adalah metode kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung hormon progestin/progesteron, misalnya Implan, Suntikan KB Andalan 3 bulan, dan juga Pil KB
Andalan Laktasi.
Ibu tak perlu takut, sebab hormon progestin tidak akan mengganggu kadar prolaktin, sehingga produksi ASI tetap lancar, dan tidak mengganggu kualitas ASI.
(*)