Parapuan.co - Topik body postivity movement saat ini sedang ramai di sosial media.
Sayangnya, masih ada yang beranggapan bahwa body positivity erat kaitannya dengan menerima tubuh seadanya tanpa memerdulikan kesehatan.
Seharusnya, body positivity bisa dijadikan cara untuk menerima tubuh supaya kita bisa melakukan perbaikan diri lebih lanjut, utamanya soal kesehatan.
Berkaitan dengan hal ini, Make up dan hair artist Ollen Florence turut memberikan pendapatnya mengenai body positivity.
Ia mengaku bahwa body positivity adalah bentuk penerimaan terhadap diri sendiri untuk berupaya hidup lebih sehat.
Baca Juga: Berkat Kampanye Body Positivity, Kini Industri Fashion Lebih Inklusif
"Body positivity itu bukan buat yang badannya besar, tapi buat yang underweigth (orang yang memiliki berat badan di bawah rata-rata) juga," menurut Ollen Florence, Make up dan Hair Artist saat dihubungi Parapuan, Rabu (14/7/2021).
Ia menambahkan, adanya body positivity buat menerima diri sendiri. Bukan karena mau mempromosikan lifestyle yang tidak sehat.
"Misalnya memiliki badan besar harus makan banyak sebagai bentuk love yourself atau body positivity, engga gitu. Banyak di luar sana orang berusaha buat sehat, dan proses itu membuat orang bisa menerima diri sendiri," jelas perempuan lulusan London College of Fashion ini.
"Adanya body positivity agar orang bisa menerima diri sendiri sambil terus berproses untuk lebih sehat," tambahnya.
Mereka yang memiliki tubuh besar disebabkan oleh banyak faktor, bisa karena alasan medis, dan mental.
Body positivity berkaitan dengan mental
"Intinya, ada body positivity movement itu penting saat sekarang cewe, atau bahkan cowo deh dituntut buat jadi certain ways dalam bentuk certain body shape, body size. Sekarang ya engga bisa gitu terus karena akan menggangu mental orang juga," ungkapnya.
Body positivity erat kaitannya dengan kesehatan mental. Mengapa?
Baca Juga: 5 Aturan dalam Fashion yang Tak Perlu Dipatuhi Karena Body Shaming
Karena pandangan kita terhadap diri sendiri memiliki peran bagaimana kita berperilaku terhadap tubuh yang bisa jadi sangat subjektif.
Ollen mengaku bahwa dirinya merupakan stress eater, yakni saat merasa anxiety dia bisa merasa nyaman dengan makan.
"Itu eating habit yang jelek dan larinya dari mental," ujarnya.
Maka itu, body positivity movement ini penting biar membantu orang-orang bisa lebih sehat secara mental dan fisik.
Ia menambahkan, mental yang tidak sehat bisa membuat fisik tidak sehat.
"Gue engga setuju kalau mendukung body positivity karena mendukung orang-orang buat obesitas, engga gitu. Itu salah menurut aku." tambahnya. (*)