Parapuan.co - Salah satu syarat penerima vaksin Covid-19 adalah tubuh harus dalam keadaan sehat.
Di sisi lain, banyak orang yang tidak tahu bahwa mereka terpapar Covid-19, karena tampak sehat dan bergejala. Kondisi ini disebut dengan orang tanpa gejala atau OTG.
Dikarenakan tidak mengerti kondisi yang sebenarnya, maka akhirnya mereka menerima vaksin Covid-19.
Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, 4 Cara Membedakan Daging Sapi dan Daging Kambing
Jika demikian, apa efek atau dampak yang dialami oleh orang yang terinfeksi Covid-19 lalu menerima vaksin?
PARAPUAN pun menghubungi dr. RA Adaninggar PN, SpPD, selaku edukator Covid-19 yang sangat aktif di Instagram.
Ketika dihubungi PARAPUAN pada Sabtu (17/07/2021), dr. Adaninggar menjawab bahwa tidak masalah jika orang yang positif ini menerima vaksin.
"Karena pas divaksin dalam kondisi tidak tahu kalau sakit Covid-19, tidak akan memperberat Covid-19-nya dan lain-lain," paparnya.
Ia berpendapat bahwa vaksin ini berisi virus yang dimatikan dan tugasnya yakni mem-booster antibodi.
"Kalau sedang sakit, terus divaksin, efeknya paling buruk ya vaksinnya jadi kurang efektif aja," jelasnya.
Kurang efektifnya kerja vaksin ini karena pembentukan antibodi akan terbagi, sebab tubuh masih fokus untuk melawan infeksi yang asli.
"Tapi kalau sebenarnya idealnya kalau orang ini sudah merasa tidak enak badan, saat mau vaksin itu sebenarnya tidak boleh," tegas dr. Adaninggar.
Baca Juga: Zat Pedas pada Cabai Ternyata Memberi Dampak Baik pada Tubuh, Lo
Di mana, apabila seseorang ingin menerima vaksin, syarat yang harus dipenuhi yakni tubuh harus benar-benar sehat.
Dalam arti lain orang tersebut harus jujur pada diri sendiri akan kondisi yang sebenarnya.
"Atau pada saat kondisi kontak erat itu sebenarnya enggak boleh vaksin. Dia pastikan dulu bahwa dia enggak tertular," imbuhnya.
Pasalnya, mereka yang kontak erat ini merupakan orang yang memiliki risiko tertular, hanya saja mungkin belum terdeteksi.
Tak hanya itu saja, dr. Adaninggar juga menegaskan bahwa syarat menerima vaksin adalah orang tersebut dalam kondisi sehat dan tidak kontak erat dengan pasien yang positif.
Walau begitu, ia menyayangkan bahwa terkadang masyarakat Indonesia banyak yang kontak erat lalu tetap menerima vaksin.
Baca Juga: Ini Kata Dokter Ahli Mengapa Swab Mandiri Tidak Direkomendasikan
Hingga akhirnya, saat tiba-tiba positif, yang disalahkan vaksinnya.
Di samping itu perlu diketahui bahwa mereka yang kontak erat ini bisa tertular, namun belum terdeteksi.
"Jadi seringnya begitu, jadi sebetulnya kalau sedang sakit apapun, enggak enak badan apapun sebenarnya tunda saja vaksinnya," tutup dr. Adaninggar. (*)