Parapuan.co - Menjadi model plus size ternyata membuat Kania Dachlan menjadi panutan bagi banyak perempuan dengan tubuh curvy untuk bisa menerima diri mereka apa adanya dengan bangga.
Ia mengajarkan banyak dari kita bahwa bentuk tubuh yang bagi sebagian masyarakat tak sesuai standar kecantikan tersebut juga bisa memiliki karier yang gemilang di industri yang erat kaitannya dengan perempuan bertubuh langsing.
Karier Kania di industri modeling ini diawali dengan menjadi Youtuber kecantikan dengan banyak membuat konten dandan atau review produk skincare.
Di saat yang bersamaan, Kania juga sering mengunggah foto dirinya dengan menunjukan gaya fashion yang menarik.
"Awalnya aku sering posting foto OOTD (outfit of the day) di Instagram, karena sering posting mungkin orang melihatnya 'kok pede ya dengan gayanya?'," ungkapnya pada PARAPUAN.
Sementara, biasanya mereka yang memiliki tubuh plus size memiliki kepercayaan diri sangat kurang, menurutnya.
"Apalagi banyak aturan fashion yang melarang, seperti jangan pakai warna atau motif tertentu agar terlihat lebih bagus, sementara saat aku pakai tetap bagus, padahal hal itu hanya karena aku pede" tuturnya.
Maklum saja, selama ini ada banyak 'aturan' fashion yang secara tidak langsung telah membatasi setiap orang untuk mengekspresikan dirinya melalui pakaian yang digunakan.
Oleh sebab itu, ia menegaskan bahwa setiap pakaian yang digunakan akan selalu terlihat bagus selama percaya diri saat memakainya.
Lebih lanjut lagi, Kania menceritakan saat itu juga mulai ada beberapa pihak yang mengajaknya untuk kerja sama endorsement.
Tak lama berselang, ia pun diajak untuk menjadi muse, model foto katalog, bahkan hingga brand yang memiliki nama lumayan besar.
Menurutnya, kini brand mulai menggunakan perempuan bertubuh plus size sebagai model, untuk menyesuaikan dengan realita yang ada di masyarakat.
Baca Juga: Kampanyekan Body Positivity, Pinterest Batasi Iklan Produk Pelangsing
Memutuskan berkarir sebagai model plus size hampir 10 tahun, membuat Kania mendapatkan banyak pembelajaran, termasuk dianggap toxic positivity.
Seorang model identik dengan penampilan putih, cantik, dan langsing, hal ini pun berdampak pada Kania yang menceritakan bahwa ia sempat disangka make up artist atau stylist.
Selain itu, Kania juga menyampaikan bahwa banyak orang yang salah mengartikan terkait keberadaan plus size dan campaign body positivity.
"Hal lain yang bikin sempat kepikiran yakni banyak orang salah sangka tentang body positivity yang justru dianggap toxic positivity karena dikhawatirkan membuat angka obesitas di Indonesia meningkat," jelasnya.
Menurutnya, adanya body postivity ini bermaksud untuk membuat orang menerima kondisi tubuhnya, sekaligus menjaganya dengan baik, seperti melakukan pola hidup sehat.
Lebih lanjut lagi, ia menyampaikan hal ini juga bergantung pada cara pandang seseorang dalam menilai plus size dan body positivity.(*)
Baca Juga: Dukung Body Positivity, Pemerintah Norwegia Larang Influencer Mengedit Foto