Parapuan.co - Punya iklim tropis dan ada di garis khatulistiwa, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terkaya di dunia.
Di Indonesia hidup berbagai macam hewan dan tumbuhan.
Bahkan, beberapa spesies dan tumbuhan diantaranya tidak dijumpai di negara lain, lho.
Baca Juga: Ada Tambang Batubara, Ini 5 Warisan Dunia UNESCO yang Ada di Indonesia
Agar generasi selanjutnya bisa melihat aneka ragam satwa dan tumbuhan, tentunya hal ini harus kita lestarikan.
Menjaga situs alam di dunia, World Heritage Center (WHC) berupaya untuk melindungi tempat tersebut dengan membuat Daftar Warisan Dunia UNESCO, yakni World Culture Heritage List dan World Nature Heritage List.
Keanekaragaman hayati seperti ekosistem, geologi, dan berbagai fenomena alamnya akan diakui agar bisa dijaga dan dilestarikan semua pihak, baik masyarakat setempat maupun cakupan yang lebih luas dengan melihat Outstanding Universal Value/OUV.
salah satunya dilihat World Natural Heritage, atau warisan dunia alami.
Sebanyak 4 tempat di Indonesia masuk ke dalam World Natural Heritage UNESCO. Ini dia keempat tempat tersebut berdasarkan laman resmi UNESCO.
1. Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur
Taman Nasional Komodo menjadi salah satu objek wisata andalan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Didirikan tahun 1980, taman nasional ini terdiri dari 3 pulau besar yang berdekatan yakni Pulau Komodo, Pulau Rinca, serta Pulau Padar, serta beberapa pulau kecil yang mengelilinginya.
Dinobatkan menjadi Natural World Heritage Site oleh UNESCO pada 1991, tempat ini telah menjadi rumah yang berperan penting dalam kelestarian komodo, kadal terbesar di dunia yang sudah ada sejak 40 juta tahun lalu.
Rumah bagi komodo ini ternyata juga pernah masuk laman pencarian Google lho, Kawan Puan.
Pada 6 Maret 2017 lalu, Google menampilkan doodle komodo dalam rangka memperingati hari jadi Taman Nasional Komodo yang ke-37.
Bukan hanya itu, Google pun mengajak penggunanya untuk uji wawasan seputar komodo melalui kuis yang ditampilkan dalam bentuk animasi singkat.
2. Taman Nasional Ujung Kulon, Banten
Taman Nasional Ujung Kulon ini berlokasi di ujung pulau Jawa, tepatnya di Pulau Banten.
Tempat ini menjadi ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah terluas di bagian barat pulau Jawa dan telah menjadi habitat bagi badak jawa.
Dari National Geographic, badak jawa sendiri merupakan satwa langka yang memiliki status Kritis, atau critical endangerd, yakni satwa yang menuju kepunahan berdasarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Di taman nasional ini, terdapat beraneka ragam tumbuhan dan satwa. Kurang lebihnya terbanyak 700 jenis tumbuhan yang dilindungi.
Adapun 57 jenis diantaranya merupakan tumbuhan langka.
Keanekaragaman inilah yang juga pernah menarik pakar botani Belanda dan Inggris sejak tahun 1820.
Komisi Warisan Dunia UNESCO menetapkan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Natural World Heritage Site pada 1 Februari 1992.
Baca Juga: Kantor Imigrasi Tutup Selama PPKM Darurat, Ini Aturan Barunya
3. Taman Nasional Lorentz
Terletak di Papua, Taman Nasional Lorentz merupakan taman nasional terbesar di Asia Tenggara lho.
Ditetapkan oleh PBB sebagai Situs Dunia UNESCO pada tahun 1999, sebagaimana dilansir dari tamannasionallorentz.menlhk.go.id.
Penetapan Kawasan Lorentz sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site) diresmikan dengan Surat WHG/74/409.1/NI/CS Pada tanggal 12 Desember 1999 dengan luas resmi 2.350.000 Ha.
Tak sampai di situ, Taman Nasional Lorentz di Papua juga menjadi kawasan konservasi terluas dan ekosistem terlengkap di Asia Pasifik.
Hal ini berdasar pada Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor : SK.92/IV-Set/2013 Pada tanggal 27 Maret 2013 Tentang Zonasi Taman Nasional Lorentz yang masuk kedalam 10 Kabupaten di Provinsi Papua.
Mengutip dari awsassets.wwf.or.id, Taman Nasional Lorentz, seluas 2.505.600 hektar, adalah salah satu kawasan konservasi terluas di Asia Pasifik berisikan tipe ekosistem utama di Papua.
Di sana, terdapat ekosistem pantai hingga ekosistem alpin (puncak Jaya dan Carstenz) yang senantiasa diselimuti salju abadi di wilayah tropis sepanjang tahun. Inilah keunikan yang tidak ada duanya di Indonesia.
Upaya perlindungan kawasan Lorentz telah lama dilakukan. Pada
tahun 1919, kawasan ini ditetapkan pemerintah Belanda sebagai
“Monumen Alam”.
Luasnya hanya sebagian kecil dari luas sekarang. Tahun 1956, status ini dibatalkan, akibat konflik dengan masyarakat serta sengketa kepemilikan tanah.
Pada tahun 1970, pakar Ditjen Kehutanan RI, IUCN, FAO dan WWF merekomendasikan kawasan ini sebagai kawasan konservasi. Kemudian pada 1978, wilayah ini dijadikan Cagar Alam Lorentz seluas 2.150.000 ha dengan SK Mentan No 44/kpts/UM/1978.
Taman Nasional yang diambil dari nama ahli biologi Belanda, Hendri Albertus Lorentz ini menjadi tempat dan memberikan kontribusi keanekaragaman hayati Papua.
Sejumlah 1.200 tumbuhan berbunga, 123 spesies mamalia, 411 spesies burung, dan 150 spesies reptil dan amfibi.
Tempat ini juga menjadi rumah buat Fauna ciri khas Papua, seperti dua jenis Kasuari, cendrawasih ekor payung, puyuh salju, babi duri, 4 moncong panjang & pendek, serta 4 jenis kukus.
4. Hutan Hujan Tropis Sumatera
Dari Mongabay, Hutan Hujan Tropis di SUmatera ini memiliki luas wilayah 2,5 juta hektar meliputi Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan.
Hutan hujan Sumatera memiliki 10.000 jenis tanaman, 200 mamalia, 580 burung yang terdiri dari jenis resident dan endemik.
Jenis mamalia pun juga beragam. Dari 200 spesies mamalia, 22 diantaranya ditemukan di Asia dan 15 diantaranya merupakan spesies asli Indonesia, termasuk orangutan Sumatera.
Baca Juga: Varian Kappa Mulai Masuk Indonesia, Apa Bedanya dengan Delta?
Pulau Sumatera, juga menjadi bukti sejarah biologis dari proses evolusi panjang wilayah paparan sunda di wilayah barat Indonesia.
Dalam sidang Komite Warisan Dunia di Saint Petersburg, Rusia, tepatnya pada 24 Juni-6 Juli 2012, Hutan Hujan Tropis Sumatera masuk dalam daftar 28 Warisan Dunia Yang Terancam UNESCO.
Adapun beberapa situs di Indonesia masih masuk ke dalam daftar tentatif, diantaranya yakni Taman Nasional Bunaken, Raja Ampat, serta Kebun Raya Bogor.
Semoga situs yang masih berada di daftar tentatif ini bisa segera masuk ke dalam Situs Warisan Dunia UNESCO ya, Kawan Puan.
(*)