Parapuan.co – Kawan Puan, beberapa waktu lalu KG Media dan Litbang Kompas melalui Kompas Data melakukan survei online dengan tema “Perempuan Indonesia, Ambil Alih Kendali Mimpimu”.
Survei tersebut dilakukan pada 3-7 Maret 2021 dan melibatkan sebanyak 1.218 responden.
Salah satu hasil yang menarik adalah soal perjuangan perempuan dalam akses pekerjaan.
Hasilnya sebanyak 42,9% sangat setuju dan 41,8% setuju bahwa perempuan bebas menentukan untuk bekerja atau tidak bekerja.
Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa saat ini perempuan telah berani bermimpi dan menyuarakan aspirasinya untuk memutuskan keinginannya sendiri.
Perempuan juga memiliki suara untuk berkehendak menjadi perempuan karier, ibu rumah tangga, atau memegang kedua peran sekaligus.
Baca Juga: 4 Aktris dengan Tipe Pengabdi dalam Menggapai Mimpi, Siapa Saja?
Hal ini merupakan angin segar bagi perempuan. Sebab sering kali perempuan masih merasa bimbang akan mimpi-mimpinya setelah menikah.
Termasuk mimpi untuk kembali bekerja setelah menikah.
Padahal menikah seharusnya bukan menjadi halangan bagi perempuan untuk kembali bekerja.
Dari fenomena tersebut, PARAPUAN mewawancarai Raisa Angelin (30).
Raisa Angelin merupakan seorang perempuan yang memiliki pengalaman unik terkait kembali bekerja setelah menikah.
Pengalaman tersebut membuat Raisa termotivasi untuk kembali bekerja.
Merasa baby blues dan tak bisa menjadi dirinya sendiri
Perempuan yang ini menjadi editor di salah satu media ini dulu setelah menikah sempat memutuskan untuk berhenti bekerja karena ingin fokus mengurus keluarga dan anak.
Namun dulu ia mengaku sempat mengalami baby blues sehingga merasa tidak bisa menjadi dirinya sendiri.
“Selama habis melahirkan itu aku sempat merasa baby blues kan. Aku tuh sering nangis, aku merasa dicabut dari komunitasku karena aku orangnya aktif (berkomunitas),” ungkap ibu satu anak ini.
Raisa yang kini bekerja sebagai Editor di salah satu media digital ini mengaku selama mengalami baby blues ia merasa tertekan dan tertinggal dari teman-temannya.
Sebab aktivitasnya ketika menjadi seorang ibu berubah drastis.
“Tiba-tiba tiap hari aku harus di rumah, cuma urus anak. Begitu lihat temen-temenku kok pada enak, berpenghasilan, ada yang punya kerjaan, ada yang jadi PNS. Kelihatan banget lah kalau tertekan,” tambahnya.
Karena baby blues dan merasa tidak bisa menjadi dirinya sendiri ini, Raisa akhirnya memutuskan untuk kembali bekerja.
Dukungan suami berperan penting dalam usahanya kembali bekerja
Bagi Raisa, dukungan suami berperan penting dalam usahanya kembali bekerja.
Sang suami, yang bekerja sebagai seorang dosen tidak masalah dengan hal tersebut.
Justru sang suamilah yang menjadi salah satu support system terbaik bagi Raisa untuk kembali bekerja.
“Menurutku menikah itu enggak menutup kesempatan ya. Cuma syaratnya satu, kita perlu punya support system yang mendukung. Aku cukup beruntung karena support system-ku kembali bekerja itu oke,” tuturnya.
Selain menjadi support system, peran suami dalam mengurus tugas rumah tangga juga penting sekali lo, Kawan Puan!
Inilah yang juga dirasakan Raisa sampai akhirnya ia bisa kembali bekerja dan meraih mimpinya bekerja di bidang kepenulisan.
“Paling penting itu suami mau ikut mengerjakan kerjaan rumah tangga. Sama urusan mengasuh anak juga. Jadi semuanya harus dibagi,” terang Raisa.
Selain itu, Raisa juga menjelaskan bahwa suaminya termasuk seseorang yang cukup selow.
Contohnya seperti ketika Raisa belum sempat masak, sang suami sama sekali enggak mengeluh.
Baca Juga: Kuis Cerita Parapuan: Dalam Mewujudkan Mimpi, Kamu Perempuan Tipe Apa?
“Lucunya suamiku meski cuma dimasakin tahu tempe aja, (makannya) nambah. Jadi bersyukur banget deh!”
Kawan Puan, kisah Raisa Angelin dalam meraih mimpinya ini menjadi bukti bahwa suami juga memegang peranan penting dalam usaha istri meraih mimpi setelah menikah.
Selain itu mendengar keinginan diri sendiri untuk meraih mimpi juga penting dilakukan.
Sama seperti Raisa yang memutuskan kembali bekerja karena sebelumnya tidak bisa menjadi dirinya sendiri. (*)